Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra yakin bisa membangkitkan kembali gairah mobilitas masyarakat di sektor penerbangan. Seperti kita tahu, industri penerbangan menjadi salah satu sektor yang terdampak pagebluk COVID-19. 

Irfan bercerita, pada awal tahun, pihaknya mengamati pola pergerakan penerbangan masyarakat, baik di dalam negeri maupun menuju dan dari luar negeri. Mobilitas ini diprediksi akan menjadi pasar yang positif bagi sektor penerbangan. 

"Bulan Januari kami optimis, apalagi perekonomian di Indonesia menunjukkan tanda positif," kata Irfan dalam diskusi virtual, Selasa, 16 Juni. 

Namun, semenjak Indonesia terserang wabah virus corona pada awal Maret lalu, pemerintah akhirnya membatasi perjalanan masyarakat. Masyarakat diminta untuk melakukan aktivitas seperti bekerja dan belajar dari rumah.

Saat masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemerintah hanya mengizinkan sejumlah sektor yang boleh diizinkan melakukan perjalanan, seperti sektor usaha kebutuhan dasar, lembaga pemerintah, dan orang yang khusus menangani COVID-19.

Hal ini, kata Irfan, otomatis menimbulkan kerugian signifikan di industri penerbangan. Bahkan, Irfan mencatat jumlah penumpang penerbangan di Garuda Indonesia berkurang hingga 90 persen.

"Pada bulan Mei saja, kita mengalami penurunan jumlah penumpang tinggal 10 persen, jadi 90 persen. Ini karena mobilitas menjadi simpul aktivitas. Kemenhub dan Gugus Tugas bersepakat membatasi pergerakan orang. Inilah yang mengakibatkan sebuah penurunan yang sangat drastis dari jumlah penumpang," jelas Irfan.

Selain penurunan penumpang, Irfan juga menyebut ada 70 persen pesawat yang mengalami grounded (parkir) dan tidak bisa terbang. "Jumlah pesawat yang terbang dan jumlah pesawat berbanding terbalik dari tahun-tahun sebelumnya. Ini menimbulkan implikasi yang signifikan," tutur dia.

Namun, saat ini, Irfan akan mencoba membangkitkan Garuda dengan memanfaatkan tipe penumpang yang kerap terbang menggunakan maskapai pelat merah ini untuk berkunjung ke tempat baru (travelling). Apalagi, saat ini maskapai boleh angkut 70 persen penumpang.

Tipe penumpang ini yang akan menjadi target Garuda untuk meningkatkan jumlah penumpang di fase kenormalan baru. Tentunya, dengan tetap memperhatikan keamanan dan kesehatan di masa pagebluk ini.

Rindu Jalan-Jalan

Lebih lanjut, kata Irfan, masyarakat juga merindukan berbelanja di pusat perbelanjaan modern. Sebab, tutupnya pusat perbelajaan menjadi masalah bagi sebagian warga Jakarta. Hal ini dapat dikaitkan dengan kemungkinan mereka juga merindukan jalan-jalan.

"Nah ini yang bakal kami pastikan, kalau mereka mau terbang supaya aman," tuturnya.

Irfan tak menampik bahwa akibat virus ini, masyarakat akan lebih konsen terhadap kesehatan dan kebersihan. Sebab, sektor kesehatan telah menjadi tema baru peradaban masyarakat. Karena itu, Garuda akan menyelaraskan pelayanan dengan membangun rasa aman dan nyaman kepada penumpang.

"Pandemi ini membuat kami di Garuda Indonesia menyadari bahwa customer behavior jadi sesuatu yang sangat tipikal untuk tujuan utama kami. Kami percaya, ke depan masih banyak orang yang memilih terbang. Kami berharap orang menyadari terbang adalah sebuah pengalaman yang menakjubkan," lanjutnya.