Efisiensi Anggaran, Garuda Indonesia Tawarkan 400 Karyawan Pensiun Dini
Pesawat Garuda Indonesia. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pemangkasan gaji dari level jajaran direksi dan komisaris hingga staf perusahaan menjadi salah satu langkah efisiensi yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk di tengah kondisi pandemi COVID-19. Kebijakan ini telah dilakukan sejak April.

Selain itu, perusahaan penerbangan pelat merah ini juga menempuh langkah lain dalam rangka melakukan efisiensi pos anggaran belanja karyawan. Salah satunya, penawaran pensiun dini yang diberikan kepada karyawan dengan usia di atas 45 tahun.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, sudah ada ratusan karyawan yang mengajukan pensiun dini. Para karyawan tersebut menerima tawaran ini karena kondisi keuangan perusahaan sudah tak lagi sehat akibat pandemi COVID-19.

"Kami juga menawarkan pensiun dini. Alhamdulillah ada lebih dari 400 yang mengambil," katanya, di Jakarta, Jumat, 24 Juli.

Irfan mengaskan, di saat kondisi krisis akibat tekanan pandemi, pilihan pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi jalan terakhir yang dilakukan oleh perusahaan.

Tak hanya itu, Garuda Indonesia juga menawarkan secara sukarela bagi karyawan kontrak untuk dirumahkan. Irfan mengatakan, pihaknya juga tidak melakukan perpanjangan kontrak. Beberapa bahkan dipercepat masa kontraknya.

Menurut Irfan, kondisi ini terjadi karena bisnis penerbangan penumpang turun sampai 90 persen. Sehingga untuk menyelamatkan Garuda dari kebangkrutan hanyalah penumpang. Sebab suntikan dana dari pemerintah hanya bersifat sementara.

"Yang bisa menyelamatkan Garuda adalah penumpang, dana pemerintah itu sementara, yang memastikan Garuda bisa recovery itu penumpang," jelasnya.

Di sisi lain, Irfan mengaku kaget karena pihaknya merupakan satu-satunya perusahaan pelat merah yang sudah melakukan pemangkasan gaji hingga level komisaris dan direksi. Bahkan, sampai saat ini berbagai badan usaha milik negara (BUMN) lain belum melakukan langkah serupa.

"Garuda satu-satunya BUMN yang potong gaji. Saya juga kaget BUMN lain belum ngikutin. Tapi, mungkin mereka kondisinya baik-baik saja, saya enggak tahu," tuturnya.