Penumpang Masih Sepi, Garuda Indonesia Maksimalkan Bisnis Kargo
Pesawat Garuda Indonesia. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 sangat berdampak pada bisnis industri penerbangan. Bahkan per Mei jumlah penumpang anjlok hingga 90 persen. Maskapai akhirnya harus berinovasi, dari yang awalnya fokus pada pengangkutan pergerakan manusia, kini maskapai memaksimalkan pengiriman kargo atau barang.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengakui, selama pandemi bisnis kargo justru meningkat dari waktu ke waktu ketimbang sebelum masa pandemi.

"Pengiriman logistik kami malah makin baik. Karena selama ini (sebelum pandemi) bisnis penerbangan fokus pada orang," tuturnya, dalam diskusi virtual, Jumat, 24 Juli.

Selama ini, kata Irfan, bisnis penerbangan hanya fokus pada penumpang orang. Hampir 95 persen manajemen di Garuda mengurus penerbangan orang, sementara terkait dengan barang hanya segelintir orang yang mengurusnya.

"Cuma lima hingga 10 persen yang mengurusi kargo. Hari ini ketika ada kebutuhan kargo dari satu destinasi ke destinasi lain itu kami dahulukan sedemikian rupa sehingga pergerakan kargo ini bisa lebih lancar," ucapnya.

Irfan menilai, bisnis kargo lebih menyenangkan dibanding penerbangan orang. Sebab, selama penerbangan barang minim komplain dan tidak menyulitkan.

"Ketika pandemi, bisnis barang ini menyenangkan. Kalau di dalam pesawat juga agak jarang komplain," ucapnya.

Selain itu, kata Irfan, Garuda telah mendapatkan izin membawa barang di kabin pesawat. Barang boleh diletakkan di kursi penumpang dengan beban maksimal 70 kilogram (kg).

Lebih lanjut, Irfan menjelaskan, saat ini ada lebih 10 penerbangan tiap harinya dari Garuda yang hanya berisi kargo. Bahkan, Garuda akan bekerja sama dengan pengusaha di Indonesia Timur untuk mengirimkan barang dengan menyewa pesawat Garuda.

Beberapa waktu lalu juga pesawat Garuda disewa eksportir ikan dari Indonesia Timur untuk dikirimkan ke China. Sebelum masa pandemi pengiriman barang dari Indonesia Timur selalu transit di Jakarta karena mengikuti jalur penumpang orang.

Selain itu, kata Irfan, ada juga yang menyewa pesawat dari Ambon untuk mengirimkan barang langsung ke Guangzhou di China. Ketika kembali ke Indonesia membawa alat elektronik untuk tujuan Jakarta. Kemudian pesawat kembali ke Ambon membawa general kargo seperti pakaian.

"Kami juga melakukan kerja sama di Indonesia Timur untuk mengirim marine products (hasil laut) langsung ke China," jelasnya.

Di sisi lain, Irfan mengatakan, pihaknya juha akan mendatangkan dua pesawat khusus kargo (freighter) tahun ini, namun mengalami penundaan karena pandemi.

"Tahun ini kedatangan dua freighter pesawat khusus kargo, karena kondisi finansial kita, kita lakukan penundaan," ucapnya.

Irfan juga mengatakan, akan menyeimbangkan kontribusi pendapatan kargo dengan penumpang yang selama ini didominasi penumpang. Sebab, selama ini Garuda di penerbangan orang.