Tolak Parkir Elektronik, Jukir Demo di Balai Kota Medan Tuntut Bobby Nasution Mundur
MEDAN - Puluhan juru parkir berunjuk rasa di Balai Kota Medan. Mereka menolak kebijakan Wali Kota Medan Bobby Nasution yang menetapkan 22 lokasi parkir menjadi kawasan e-parking.
Koordinator Aksi, Dedi Harvi Syahril mengatakan, kebijakan Wali Kota Bobby Nasution justru mematikan penghasilan para jukir yang selama ini menggantungkan hidupnya dari sektor tersebut.
Demonstran meminta Bobby Nasution membuat kebijakan deengan mensejahterahkan masyarakat bukan malah merugikan.
"Kalau tak sanggup menjadi wali kota, mundur. Nggak perlu dia, masyarakat milih dia karena rasa, bukan karena kemampuan," kata Deedi.
Baca juga:
- Di Hadapan Isran Noor, Firli Bahuri Minta Masyarakat Awasi Pejabat di Kalimantan Timur
- Jangan Sampai Masyarakat Takut Membela Diri Karena Melihat Ironi Kasus Perempuan Pedagang Sayur dan Kakek Kasminto Jadi Tersangka
- 'Kamu Jangan Fitnah Aku yah!' Kata Mensos Risma Sambil Tunjuk Warga Lombok Timur
- Akhirnya Terungkap, Rachel Vennya Terbukti Kabur dari Karantina Wisma Atlet Pademangan
Selain itu, Dedi membantah pernyataan Wali Kota Medan yang mengatakan banyak terjadi kebocoran pendapatan dari sektor retribusi parkir.
"Tidak mungkin setoran dari tukang parkir terpotong, itu langsung disetorkan. Kalau kata walikota ada kebocoran, itu di kantor mereka, bukan di lapangan," jelasnya.
"Setoran kita terlambat, besok harus bayar double," sambungnya.
Selama ini, kata Dedi, pendapatan jukir di Medan sangat memprihatinkan. Apalagi para jukir semakin terintimidasi dengan kehadiran pihak ketiga semakin yang akan memutuskan mereka tidak bekerja.
"Nggak usah saya sebut namanya (pengelola), wali kota tahu itu, ini ada deal-deal yang nggak benar. 22 titik, apakah masuk Jalan Surabaya yang parkirnya lebih banyak, Jalan Sutomo, kenapa? Itu punya bos-bos yang nggak boleh di ganggu. Kebocoran itu ada di dishub," ujar Dedi.