PAN Banyak Diuntungkan, Tapi Tidak untuk Ridwan Kamil

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dirumorkan akan bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) usai menyatakan siap menjadi calon presiden 2024. Rumor tersebut dianggap menguntungkan bagi partai pimpinan Zulkifli Hasan itu.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai jika Ridwan Kamil bergabung tentu banyak keuntungan yang diperoleh PAN. Pasalnya, sebagian warga Jawa Barat yang selama ini mendukung pria yang akrab disapa Kang Emil itu justru berpeluang beralih ke PAN.

"Mereka ini akan mengalihkan pilihannya kemana Ridwan Kamil berlabuh. Sebagian generasi muda juga mengagumi Ridwan Kamil. Mereka ini berpeluang juga menjadi pendukung PAN," ujar Jamiluddin dalam keterangan yang diterima VOI, Rabu, 13 Oktober.

Apabila sebagian warga Jawa Barat dan sebagian generasi muda mendukung Ridwan Kamil, lanjutnya, tentu akan dapat meningkatkan elektabilitas PAN. Meskipun peningkatan elektabilitas PAN diperkirakan tidak akan signifikan karena warga Jawa Barat dan sebagian generasi muda lainnya kemungkinan tidak akan mengikuti Ridwan Kamil.

"Mereka ini memang mengagumi Ridwan Kamil tapi tidak untuk PAN. Karena itu, mereka ini kemungkinan akan mencari sosok lain yang sejalan dengan idealismenya," jelasnya.

Dikatakan Jamiluddin, Ridwan Kamil akan lebih banyak ruginya bila masuk PAN karena sebagian besar pendukungnya akan kabur. Hal itu menurutnya, tampaknya tidak sebanding dengan keuntungan politik yang diperoleh Ridwan Kamil dari PAN.

"PAN memang dapat menjadi perahu bagi Ridwan Kamil dalam Pilpres 2024. Namun perolehan suara PAN pada Pileg 2019 relatif kecil untuk dapat mengusung Ridwan Kamil menjadi capres," terang Jamiluddin.

Oleh karena itu, tambahnya, kecil kemungkinan PAN dapat mengusung Ridwan Kamil menjadi capres. Sementara, partai lain tentu sulit berkoalisi dengan PAN hanya untuk menjadikan Ridwan Kamil menjadi capres.

Pasalnya, kata dia, elektabilitas Ridwan Kamil juga tidak terlalu moncer bila dibandingkan dengan Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.

Sehingga, jika Ridwan Kamil merapat ke PAN, peluang terbesarnya hanya untuk cawapres. Hal itu bakal terjadi bila PAN mampu melobi partai lain untuk berkoalisi.

"Karena itu, Ridwan Kamil lebih baik merapat ke partai lain yang perolehan suaranya pada pileg 2019 lebih besar dari PAN. Partai seperti ini lebih besar bargaining politiknya untuk mengantarkan Ridwan Kamil menjadi capres," kata Jamiluddin.

Diketahui sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mengaku membuka diri untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Ia menyatakan siap maju jika ada pintu terbuka dari partai politik yang akan mendukungnya.

"Jadi 2024 dimana takdir saya jemput, tidak jadi tidak masalah. Tapi kalau ada sebuah pintu terbuka misalnya dari PAN saya bismillah," ujar Ridwan Kamil di acara Workshop Nasional Partai Amanat Nasional (PAN) di Bali, Selasa, 5 Oktober

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menceritakan, saat dirinya ditakdirkan menjadi Gubernur Jawa Barat. Ia mengatakan, menjadi pemimpin adalah ibadah sehingga ia menunggu takdir Tuhan berkehendak.

"Jadi kan saya Gubenur Jabar karena Allah kehendaki, Allah akan berhentikan juga karena Allah kehendaki," kata Emil.