Konferensi Regional Bantuan Kemanusiaan: Menlu Retno Promosikan Semangat Gotong Royong Indonesia
JAKARTA - Akses bantuan kemanusiaan menjadi hal yang sangat penting bagi kawasan Asia Pasifik, yang memiliki berbagai keadaan darurat alami dan kemanusiaan dalam dua tahun terakhir.
Ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, saat menghadiri pembukaan Regional Conference on Humanitarian Assistance atau Konferensi Regional Bantuan Kemanusiaan (RCHA) 2021 secara hybrid Rabu 6 Oktober.
"Lebih dari seperempat konflik dunia terjadi di Asia dan Pasifik, wilayah yang sekarang menjadi tuan ruma bagi 4,4 juta pengungsi. Kondisi mendesak ini semakin memburuk dengan pandemi COVID-19," ujarnya saat membuka RCHA 2021 yang berlangsung pada 6-7 Oktober.
Berkaca dari pandemi COVID-19, Menlu Retno menyebut perlu transformasi kerja sama yang lebih kuat, perlu respons penanggulangan yang belum pernah ada sebelumnya, sehingga bantuan bisa sesuai kebutuhan dan tepat sasaran.
"Inilah mengapa perlunya RCHA, ajang bagi petugas dan aktivis kemanusiaan bisa saling terkoneksi. Saya juga berharap konferensi regional ini bisa menjadi momentum untuk membangun jaringan regional yang solid dari aktor kemanusiaan nasional dan setempat," sebut Menlu Retno Marsudi.
Dalam kesempatan ini, Menlu Retno menyebut nilai-nilai lokal memberikan pemahaman tentang semangat yang melatarbelakangi aksi kemanusiaan yang dilakukan.
"Di Indonesia semangat gotong royong hidup dan menggelora Semangat ini mendorong masyarakat untuk saling membantu, saat dalam keadaan senang maupun susah," tandasnya.
Sementara itu, Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Febrian Alphyanto Ruddyard yang juga chairs konferensi ini mengatakan, RCHA 2021 mengundang 21 negara dan sembilan organisasi internasional di Asia Pasifik.
"Ini forum pertama di Asia Pasifik yang spesifik membahas masalah bantuan kemanusiaan dan diprakarsai oleh Indonesia sejak tahun 2019 lalu," jelasnya dalam keterangan usai pembukaan konferensi.
"Tahun ini, tema yang diangkat 'Advancing Humanitarian Capacities in a Changing World: National and Local Leadership'. Dengan memerhatikan pengalaman dari penanganan pandemi COVID-19, aktor kemanusiaan nasional dan lokal semakin memainkan peranan penting," tandasnya.
Baca juga:
- CIA Resah: Lusinan Informan Hilang, Mata-matanya Diburu Rusia, China hingga Iran
- Duh, Situs Peringatan Kekejaman Holocaust Nazi di Kamp Konsentrasi Auschwitz Dicorat-coret Grafiti anti-Semit
- Presiden China Xi Jinping Instruksikan Tentara Tingkatkan Tekanan Militer di Dekat Taiwan
- Kembali Terbitkan Paspor Usai Tertunda Berbulan-bulan, Afghanistan Pekerjakan Petugas Imigrasi Khusus Wanita
Ditambahkan olehnya, satu hal yang menarik dalam konferensi kali ini, akan ada outcome documents praktis yang dapat menjadi rujukan aktor kemanusiaan di 21 negara, berisi database contact points aktor kemanusiaan dan database expertise aktor kemanusiaan.