Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, menggelar Pertemuan 2+2 yang ketujuh dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dan Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton, Kamis 9 September.

Dalam keterangannya usai Pertemuan 2+2, Menlu Retno Marsudi menyebut dirinya menyambut baik tumbuhnya kekuatan jalinan kemitraan antara Indonesia dan Australia, termasuk di saat-saat sulit selama pandemi COVID-19, mengingat Australia merupakan mitra strategis Indonesia.

"Saya ingin menyampaikan apresiasi Indonesia kepada Australia atas dukungan yang berkelanjutan selama pandemi COVID-19, di mana Australia mengirimkan 1 juta dosis vaksin AstraZeneca, 1.000 ventilator, 700 konsentrator oksigen, 170 tabung oksigen, alat tes cepat antigen dan peralatan medis lainnya," ujar Menlu Retno dalam keterangan pers virtualnya.

Lebih jauh Menlu Retno menjelaskan, ada sejmlah hal yang dibahas selama Pertemuan 2+2 kali ini. Seperti, fokus hubungan bilateral kedua negara yang fokus pada percepatan pemulihan ekonomi dengan memaksimalkan manfaat IA-CEPA, untuk memperkuar perdagangan dan investasi kerja sama antara Indonesia dengan Australia.

pertemuan 2+2
Pertemuan 2+2 Indonesia Australia. (Kementerian Luar Negeri Indonesia)

"Saya sangat senang mengamati bahwa perdagangan bilateral meningkat secara signifikan pada paruh pertama tahun 2021, melonjak dari 3,52 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun lalu, menjadi 5,83 miliar dolar AS tahun ini," sebut Menlu Retno Marsudi.

"Kami juga melihat proyek investasi baru Australia yang menjanjikan di Indonesia, termasuk di sektor energi seperti yang dicontohkan oleh Fortescue Metal Group di Papua dan Kalimantan," sambung Menlu Retno.

Terkait dengan kondisi regional, dalam pertemuan ini Indonesia dan Australia berkomitmen untuk menjadi bagian dari upaya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan. Dikatakannya, dalam pertemuan tersebut dibahas potensi program kerja sama konkret untuk mengimplementasikan Outlook ASEAN tentang Indo Pasifik.

"Mengenai situasi di Myanmar, Indonesia dan Australia berkomitmen untuk memberikan kontribusi kemanusiaan bantuan untuk rakyat Myanmar. Dengan ASEAN tengah dalam tahan lanjut untuk menyampaikan gelombang pertama bantuan kemanusiaan," ungkap Menlu Retno yang memberikan keterangan bersama Prabowo Subianto, Marise Payne dan Peter Dutton.

"Keselamatan dan keamanan sangat penting dalam memastikan keberhasilan pengiriman tersebut bantuan kemanusiaan. Kami menggarisbawahi pentingnya penerapan Lima Poin Konsensus. Posisi Indonesia jelas, akses untuk bertemu semua pemangku kepentingan di Myanmar sangat penting bagi Utusan Khusus ASEAN untuk memulai pekerjaannya," tandasnya, menambahkan sikap Indonesia terkait situasi di Afghanistan juga dibicarakan.

Dalam kesempatan kali ini, Indonesia dan Australia menandatangani empat Memorandum of Understanding (MoU), meliputi MoU Kerja Sama Trilateral dengan Pasifik, MoU Penanggulangan Terorisme dan Ekstremisme Kekerasan, MoU Kerjasama Cyber ​​dan Emerging Cyber ​​Technology dan Pengaturan Kerja Sama Pertahanan yang ditandatangani oleh kedua Menteri Pertahanan.