Survei: Kepercayaan Publik kepada Jokowi dan Terawan Menurun
JAKARTA - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia memaparkan, hasil survei menunjukkan ada penurunan kepercayaan kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam menangani pandemi COVID-19.
Hal ini dipaparkan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Murtadi dalam hasil survei mengenai opini publik terhadap COVID-19 dari dimensi kesehatan dan ekonomi.
"Trust (kepercayaan) terhadap figur kunci terkait penaganan COVID-19 ada penurunan. Meskipun, trust and confident publik terhadap Presiden Jokowi masih lebih tinggi dibanding Menkes Terawan," kata Burhanuddin dalam webinar, Selasa, 21 Juli.
Berdasarkan hasil survei, ada penurunan kepercayaan publik kepada Jokowi antara Bulan Juli dengan Bulan Mei. Pada bulan Mei, ada 67,7 persen publik yang cukup percaya dan percaya. Sementara pada Bulan Juli angka tersebut turun menjadi 60,9 persen.
Baca juga:
Kemudian, ada juga penurunan kepercayaan kepada Terawan dalam menanganai COVID-19. Pada bulan Mei, ada 58 persen publik yang cukup percaya dan percaya dengan Terawan. Sementara pada Bulan Juli angka tersebut turun menjadi 38,9 persen.
Sementara, ada juga penurunan ketidakpercayaan publik kepada Jokowi. Pada Bulan Mei, sebanyak 11 persen menyatakan tidak percaya dengan penanganan COVID-19 Jokowi, lalu pada bulan Juli turun menjadi 9 persen.
Penurunan tersebut berdampak pada peningkatan jumlah responden yang menganggap penanganan COVID-19 oleh Jokowi biasa saja, dengan angka 18,6 persen menjadi 28,1 persen.
Kepada Terawan, ketidakpercayaan publik kepada justru meningkat. Pada Bulan Mei, sebanyak 12,9 persen menyatakan tidak percaya dengan penanganan COVID-19 Terawan. Namun, pada bulan Juli meningkat menjadi 20,8 persen.
Selain itu, ada peningkatan jumlah responden yang menganggap penanganan COVID-19 oleh Terawan biasa saja, dengan angka 21 persen menjadi 32,9 persen.
"Dengan begitu, tingkat kepercayaan publik terhadap Presiden dalam mengatasi pandemi menurun tapi masih cukup tinggi, tetapi terhadap Menteri Kesehatan cenderung rendah dan semakin rendah dibanding temuan sebelumnya," jelas Burhanuddin.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan dalam rentang waktu 13 hingga 16 Juli 2020. Survei dilakukan kepada 1.200 orang dengan menggunakan kontak telepon pada responden yang telah diminta survei periode sebelumnya.
Survei ini memiliki margin of error (toleransi kesalahan) sebesar 2,9 persen dan memiliki tingkat kepercayaan sebanyak 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.