Gatot Nurmantyo Tuding TNI Disusupi PKI, Isu Komunis Dimainkan untuk Eksistensi Kelompok Tertentu
JAKARTA - Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta berpendapat soal tudingan Gatot Nurmantyo mengenai TNI disusupi PKI. Tuduhan itu disebut Stanislaus tak berdasar.
"Saya melihat bahwa itu tuduhan yang tidak ada buktinya. Kalau pengetahuan saya, TNI ini justru organisasi yang paling solid yang sangat sulit sekali untuk disusupi paham-paham seperti komunis," ungkapnya saat dihubungi VOI, Jumat 1 Oktober.
Stanislaus menilai pernyataan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo sebenarnya sudah dijelaskan. Patung itu ditarik oleh penggagasnya karena merasa menurut ajaran agamanya membuat patung adalah dosa besar. Karenanya tudingan TNI disusupi PKI tidak berdasar.
"Saya kira ini kebiasaan menjelang akhir September dan menjelang awal Oktober itu, selalu isu ini naik terus," ujarnya.
Stanislaus mengatakan, kejadian ini terus terulang. Dia menilai Gatot Nurmantyo bukan hanya sekali melontarkan tuduhan tanpa bukti.
Menurutnya, beberapa tahun lalu juga viral ketika Gatot Nurmantyo berbicara soal buku sejarah dan film G30S/PKI yang langsung dibantah Usman Hamid.
"Itu kan terbantahkan dan dia tidak bisa jawab lagi. Sekarang sudah dibantah langsung oleh Pangkostrad, dibantah langsung oleh yang menarik patung. Saya kira isu komunis ini hanya dimainkan untuk kebutuhan eksistensi kelompok-kelompok tertentu," ujarnya.
Baca juga:
Stanislaus menegaskan, ideologi Pancasila sudah final dan tidak mungkin diganggu gugat lagi. Tidak ada instrumen yang bisa mengganggu Pancasila di Indonesia.
Dia merujuk pada TAP MPRS Nomor 25 tahun 1966 tentang pembubaran Partai Komunis Indonesia, larangan setiap kegiatan, termasuk menyebarkan paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.
"Jadi saya kira Pancasila sudah final, komunisme sudah selesai," katanya.
Stanislaus menjelaskan, isu ini menjadi berbeda bila dibahas terkait kajian ilmiah atau penelitian.
"Sehingga digunakan untuk menjadi warning bagi negara bahwa ini loh ada paham komunis di daerah sini dengan orangnya ini-ini tapi dengan kajian yang lengkap," paparnya.
Namun, lanjutnya, potensi ancaman terhadap Pancasila itu tetap ada. Tidak harus komunisme, tapi bisa seperti ideologi yang dibawa oleh kelompok transnasional yang cukup marak dalam beberapa tahun terakhir.
"Tapi komunisme sendiri saya lihat ini adalah sebuah sejarah kelam di negara Indonesia, tapi kalau untuk bangkit lagi (komunis) di negara kita itu sangat kecil sekali kemungkinannya," ujar Stanislaus.