Pengamat Ungkap Alasan Andika Perkasa Lebih Berpeluang Besar Jadi Panglima TNI

JAKARTA - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada November 2021. Namun, nama calon penggantinya belum dikirimkan ke DPR RI. 

Ada dua kandidat kuat yang berpeluang menggantikan Hadi Tjahjanto, yaitu KSAD Andika Perkasa dan KSAL Yudo Margono. 

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai dua kandidat sama-sama memiliki prestasi. Karena itu, keduanya layak menjadi Panglima TNI.

"Hanya saja, pemilihan Panglima TNI tidak semata atas dasar profesionalisme di bidang militer. Proses pemilihannya sangat kental bermuatan politis," ujar Jamiluddin dalam keterangan yang diterima VOI, Kamis, 30 September. 

Menurut Jamil, kedekatan dan kepercayaan dari Presiden Jokowi akan sangat menentukan terpilihnya seorang kandidat menjadi calon panglima TNI. Dari kriteria ini, kata dia, tampaknya Andika Perkasa lebih memenuhi daripada Yudo Margono.

"Kedekatan presiden dengan Hendropriyono kiranya menjadi garansi bagi Jokowi untuk memilih Andika Perkasa. Hal itu akan menguatkan kepercayaan Jokowi terhadap Andika Perkasa," jelas Jamil.

"Hal itu tidak dimiliki Yudo Margono. Yudo semata mentereng dari karier militernya, namun tidak ada yang menggaransi ke presiden Jokowi. Tentu ini menjadi titik lemah Yudo Margono," sambungnya.

Selain itu, lanjut Jamil, Andika Perkasa juga mendapat dukungan dari sebagian Anggota DPR RI, khususnya Anggota Komisi I. Hal ini menjadi modal kuat bagi Andika Perkasa saat uji kepatutan dan kelayakan. Setidaknya, tahapan ini akan lebih mudah dilalui Andika Perkasa.

"Sementara dukungan Anggota Komisi I DPR RI terhadap Yudo Margono belum terdengar. Tentu ini juga menjadi titik lemah bagi Yudo manakala ikut uji kepatutan dan kelayakan di DPR RI," ucapnya.

Hal lain terkait penerimaan umat dan pemuka agama terhadap calon Panglima TNI. Secara kasat mata, menurut Jamiluddin, umat dan pemuka agama kelihatannya tidak ada masalah terhadap sosok Andika Perkasa. 

 

"Hal itu dapat dilihat manakala Andika Perkasa bertemu masyarakat, khususnya dengan umat dan pemuka agama," katanya.

"Yudo Margono, memang tidak terekspos aktifitasnya dengan umat dan pemuka agama. Karena itu, sulit mengidentifikasi penerimaan umat dan pemuka agama terhadap Yudo Margono," tambah Jamil.

Melihat tiga pertimbangan itu, Jamiluddin menilai, tampaknya peluang Andika Perkasa akan lebih besar terpilih menjadi panglima daripada Yudo Margono.

Namun demikian, kata dia, tentu Jokowi punya pertimbangan lain saat memilih calon Panglima TNI. 

 

"Namanya pertimbangan, tentu ada unsur subyektifitasnya. Semoga Jokowi tetap memilih calon panglima yang dapat menjaga marwah TNI dan menjaga keutuhan NKRI," tandasnya.