Ramai-ramai Artis Korea Jadi Brand Ambassador Produk Lokal: Tetap Laku Meski Tak Relevan
JAKARTA - Perkembangan hallyu atau gelombang budaya Korea tengah menggapai puncak. Unsur-unsur berbau Korsel semakin kental khususnya di Indonesia. Bukan cuma disesaki drama atau musik dari Negara Ginseng, kini kita juga kerap melihat produk-produk Indonesia yang menggunakan brand ambassador (BA) dari kalangan aktris, aktor, atau idol Korea.
Kita bisa dengan mudah menyebut brand-brand besar yang menggunakan artis Korea sebagai brand ambassador. Salah satu contoh, produk minuman, NU Green Tea yang menunjuk NCT 127 sebagai brand ambassador atau duta produk mereka.
Botol minum NU Green Tea yang memiliki foto setiap member NCT 127 tentunya menarik perhatian fans untuk membeli produk NU Green Tea. Mereka akan membeli NU Green Tea yang memiliki foto member favoritnya.
Selain itu ada member dari Super Junior, Siwon, yang menjadi brand ambassador mi instan buatan Indonesia, Mie Sedaap. Siwon brand ambassador Mie Sedaap untuk mengenalkan produk varian Korean Spicy Chicken.
Mengutip berbagai sumber, melalui akun resmi media sodial, brand mi instan ini meluncurkan teaser untuk mengumumkan Siwon sebagai #SedaapKoreanStar. Ditunjuknya Siwon sebagai brand ambassador produk tersebut cukup menjadi perbincangan, bahkan banyak orang menyebutnya "Mie Siwon."
Sementara di sektor perusahaan startup, pada 2019 Tokopedia mengumumkan penunjukkan BTS sebagai brand ambassador mereka. Mengutip laman Tokopedia, Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengungkapkan, perjalanan dan visi BTS dan pesan-pesan yang secara konsisten mereka sampaikan, selaras dengan visi Tokopedia.
“BTS merupakan grup yang mampu mengubah industri musik, walaupun telah menghadapi berbagai keterbatasan dan tantangan selama perjalanan mereka. Kami sangat mengapresiasi komitmen kuat mereka dalam melakukan inovasi serta menyebarkan pesan positif, sehingga BTS adalah mitra yang tepat untuk menyampaikan pesan Tokopedia kepada seluruh dunia,” kata William.
Namun, pemilihan idol atau aktor Korea belakangan sempat menjadi polemik. Pasalnya, kali ini brand ambassador dari Korea juga sudah mulai merambah dunia produk kecantikan.
Beberapa hari yang lalu, sebuah brand produk kecantikan buatan Indonesia, everShine, menampilkan semacam teaser yang menunjukkan bahwa mereka akan memiliki brand ambassador yang diasumsikan adalah selebriti asal Korea. Kolom komentar media sosial mereka dibanjiri kritik.
Hal tersebut dikarenakan pemilihan brand ambassador produk perawatan kulit adalah selebriti Korea. Pasalnya, penggunaan brand ambassador Korea dianggap "kurang tepat".
Warganet menilai hal tersebut tak relevan. Banyak netizen yang menilai bahwa dari segi warna kulit, masyarakat Indonesia dan Korea berbeda. Selain itu, dikhawatirkan bahwa kampanye "cantik itu putih" gaungnya akan semakin kencang. Padahal warna kulit masyarakat Indonesia tidak hanya putih.
Sebelumnya, aktor Korea Song Joong Ki ditunjuk sebagai brand ambassador produk kecantikan asal Indonesia, Scarlett Whitening. Dari unggahan video YouTube Felicya Angelista yang merupakan pemilik Scarlett Whitening, terlihat ia mendapat panggilan video dari Song Joong Ki.
Tidak relevan tapi tetap jalan
Menurut Lea-Greenwood dalam jurnal Pengaruh brand ambassador terhadap Brand Image Serta Dampaknya terhadap Keputusan Pembelian, brand ambassador adalah alat yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk berkomunikasi dan terhubung dengan publik. Dengan demikian, pemilihan brand ambassador penting karena menyangkut kesukaan dari banyak masyarakat atau pendukung dari brand ambassador tersebut.
Pemilihan brand ambassador juga bertujuan untuk menaikkan citra merek dan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu brand. Apalagi pemilihan brand ambassador kadang didasarkan pada pencitraan seseorang yang terkenal. Karenanya, perlu dilakukan pengukuran agar mengetahui kekuatan sebuah brand di mata konsumen.
Masih menurut Lea-Greenwood, terdapat indikator dalam brand ambassador; congurence atau kesesuaian, kredibilitas, daya tarik, dan power. Congurence adalah kunci pada ambassador untuk memastikan bahwa ada kecocokan terhadap merek dan selebriti yang dipilih.
Kredibilitas, tingkatan di mana konsumen melihat duta produk memiliki keahlian atau pengalaman yang relevan. Sementara, daya tarik tampilan nonfisik yang menarik dan dapat menunjang produk tersebut. Terakhir power, yaitu karisma yang dipancarkan yang dapat mempengaruhi konsumen.
Dalam kasus banyaknya netizen yang kurang setuju pemilihan artis Korea sebagai brand ambassador produk kecantikan kulit lokal, hal tersebut dikarenakan mereka merasakan tidak adanya kecocokan antara produk dan artis tersebut. Produk tersebut seolah-olah memberikan hasil yang mengagumkan pada sang artis
Padahal, belum tentu semua orang mendapatkan hasil yang sama. Apalagi masyarakat Indonesia yang cenderung memiliki kulit sawo matang, sulit memiliki kulit seputih artis Korea yang mana karakter kulitnya mayoritas cenderung terang.
Memang semua keputusan konsumen untuk membeli kembali ke tangan mereka masing-masing. Meski dianggap tak masuk akal, buktinya barang-barang yang dipromosikan para artis Korea ini tetap saja banyak diburu.
*Baca Informasi lain tentang BUDAYA KOREA atau baca tulisan menarik lain dari Ramdan Febrian Arifin.
BERNAS Lainnya
Baca juga:
- Tingkah Azis Syamsuddin seperti Pencuri Kotak Amal, Bedanya Si Wakil Ketua DPR Lebih Merugikan
- Sekali Baca Memahami Misteri Tewasnya Gabby Petito dan Menghilangnya Brian Laundrie
- Pertanyaan yang Harus Terjawab dalam Kasus Luhut-Haris Azhar dan Fatia
- Yang Divaksin Anak Kuliahan, Yang Belajar Tatap Muka Anak Sekolahan: Menyoal Klaster di Sekolah