Polisi Periksa 7 Saksi Terkait Aksi Bunuh Diri SS yang Disiarkan Live TikTok

JAKARTA - Kanit Reskrim Polsek Jatinegara, AKP Tri Sambodo menyatakan bahwa dari hasil penyelidikan dan identifikasi jenazah korban SS (29) yang mengakhiri hidup saat melakukan siaran live TikTok, tidak mendapati luka tanda kekerasan di tubuh korban.

Unit Reskrim Polsek Jatinegara menyimpulkan tak mendapati unsur tindak pidana pembunuhan dalam kasus tewasnya SS pada Kamis 2 September, lalu.

Terlebih, dari hasil pemeriksaan luar jasad SS yang dilakukan Tim Identifikasi pun tak mendapati adanya tanda penganiayaan pada jasad SS. Di tubuh SS hanya terdapat luka di leher yang muncul.

"Nanti kalau ada perkembangan terbaru, setelah gelar perkara akan kita sampaikan hasilnya," kata Kanit kepada VOI, Kamis 23 September.

Penyelidik Unit Reskrim Polsek Jatinegara juga menjadwalkan pemeriksaan saksi tambahan terkait kasus tewasnya SS.

Menurut Kanit, satu saksi tambahan dijadwalkan dipanggil pada Jumat 24 September, besok. Saksi ini untuk memastikan sebab kematian SS.

"Mudah-mudahan orang yang akan kita minta keterangan datang hari Jumat. Saksinya ini teman korban, mudah-mudahan semuanya lancar," katanya.

Dengan bertambahnya satu orang saksi yang akan diperiksa di Mapolsek Jatinegara, maka jumlah saksi yang diperiksa dalam kasus tewasnya SS sebanyak 7 orang.

Selepas memeriksa saksi, dijadwalkan Sabtu 25 September, lusa, penyelidik Unit Reskrim Polsek Jatinegara akan melakukan gelar perkara untuk menentukan kelanjutan kasus.

"Gelar perkara untuk menentukan sikap ke depannya. Apakah peristiwa tersebut peristiwa gantung diri atau kasus pembunuhan. Sebelumnya kita sudah periksa enam orang saksi," ujarnya.

Sebelumnya, tim kuasa hukum keluarga SS, Dosma Sijabat menduga tewasnya SS akibat pembunuhan berencana. Dosma menduga karena merasa adanya sejumlah kejanggalan.

Mulai dari barang bukti minuman anggur merah di TKP. Sebab SS tak mengonsumsi minuman keras tetapi justru ada anggur merah di dekat jasad. Saat kejadian korban melakukan live TikTok terdapat orang lain di lokasi kejadian.

"Adanya kejahatan atau dugaan tindak pidana pembunuhan berencana menggunakan aplikasi yang saat ini sedang hits di masyarakat," katanya.