JAKARTA – Kasus pelecehan anak dibawah umur di Duren Sawit, Jakarta Timur sepakat damai. Kedua belah pihak sepakat tidak memperpanjang kasus ini secara hukum. Meski tidak ada perjanjian di dalam perdamaian, namun pelaku berinisial A bersama keluarga telah pindah rumah.
Kasus pelecehan ini diselesaikan tidak memakan waktu lama sejak terjadi pada Selasa 21 September. Sebab, rumah pelaku dengan korban berdekatan, di sekitar Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jaktim.
"Antara kedua pihak baik orangtua korban maupun dari pihak tersangka sepakat untuk menyelesaikan perkara melalui musyawarah kekeluargaan dan dibuatkan Surat Pernyataan," kata Paurmin Ops Unit Reskrim Polsek Duren Sawit Jakarta Timur, Ipda Tatan saat dikonfirmasi wartawan, Kamis 23 September.
Kata Tatan, pelaku tinggal di kontrakkan sekitar kejadian, dan kini dengan sadar diri dia telah pindah kediamannya.
"Pelaku ngontrak di sekitar tempat kejadian. Dengan Kejadian tersebut, pelaku sudah tidak mengontrak di tempat tersebut dan sudah pindah ke tempat lain," tambah Tatan.
Sebelumnya diberitakan, seorang anak perempuan berusia 12 tahun menjadi korban pelecehan seksual saat hendak membeli kopi di warung di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa 21 September.
Ketika itu, si anak disuruh membeli kopi oleh ibunya ke warung di dekat rumah bertemu dengan seorang pria yang tak dikenal.
BACA JUGA:
F, selaku paman korban, menjelaskan ketika selesai membeli kopi di warung, dalam perjalanan pulang bertemu dengan pelaku. Kemudian pelaku bertanya kepada keponakannya lokasi tempat jualan nasi uduk di sana.
"Keponakan saya nunjuk ke sana, dibawa coba tunjukin dulu, dibawa ke situ, di rangkul terus dicium," terang F.
Usai dicium pelaku, keponakan F langsung lari sambil menangis. Lalu F bertanya kepada keponakannya itu, kenapa menangis
"Saya langsung lari, ternyata udah enggak ada, kata pemilik warung ini bilang, saya tanya lihat orang ini gak? Lihat, ini kuncinya ketinggalan saya ambil kuncinya," jelasnya.
Ketika dicari tidak ada, keponakannya pun memberi tahu ciri-ciri pelaku, dan karena F sudah tahu orangnya, ia menunggu di depan rumah.
Benar saja, tak lama kemudian, pelaku melintas di depan rumahnya dan keponakannya itu langsung menunjuk ke arah pelaku.
"Dia malah lewat rumah saya, setelah lewat ya saya tangkap, ya karena sedikit emosi saya jadi teriak, orang ngumpul rame, barulah kita lapor ke RW," terangnya.
F mengaku tidak tahu tempat tinggal pelaku dan warga asli mana. Namun, kata F, pelaku sering melintas setiap sore di sekitar rumahnya dan ini yang membuat keponakannya hafal wajah pelaku.