Kapal Perang China Masuk Laut Natuna, Fadli Zon: Harusnya Pemerintah Lebih Keras Lagi
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Fadli Zon mendorong pemerintah Indonesia lebih tegas terhadap China guna menjaga zona ekonomi eksklusif.
Hal ini pasca berulangnya kapal perang China yang mondar-mandir di Laut Natuna Utara pekan lalu hingga menyebabkan nelayan takut melaut.
"Klaim China soal nine dash line menganggap itu adalah wilayah mereka, tidak bisa diterima. Menurut saya, harusnya kita lebih keras lagi dengan China untuk mempertahankan zona ekonomi ekslusif kita di Natuna," ujar Fadli kepada wartawan, Selasa, 21 September.
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) itu, mengingatkan agar pemerintah tak membiarkan China mengambil keuntungan dari ZEE Indonesia lantaran selalu ditoleransi.
"Jangan sampai ada kapal-kapal dari China bahkan dari negara lain yang mengambil keuntungan dari zona ekonomi ekslusif kita," kata Fadli.
Menurutnya, pemerintah Indonesia penting untuk mengedepankan diplomasi dengan China. Dia berharap, isu Laut China Selatan juga terus didiskusikan dengan pemerintah China lewat diplomasi perdagangan.
"Kita kan punya hubungan dengan China di berbagai sisi perdagangan, seharusnya diplomasi di dalam perdagangan itu diikutsertakan tentang Laut China Selatan, untuk jangan mengganggu kedaulatan kita. Di sisi lain kita juga harus memperkuat secara fisik keberadaan wilayah kita dengan Angkatan Laut," sambung Fadli.
Baca juga:
Selain itu, Waketum Gerindra ini juga menyoroti minimnya anggaran alutsista di Indonesia. Padahal, kata dia, pengadaan alutsista penting untuk mempertahankan kedaulatan dan menjaga wilayah perbatasan RI dengan negara lain.
"Kita harus memperkuat alutsista kita, karena prinsip tidak boleh ada kedaulatan kita yang dilanggar," tegas Fadli.
"Tetapi kita juga tahu kondisi, anggaran kita, peralatan kita masih kurang dalam arti mempertahankan kedaulatan, jadi mestinya kita perkuat di situ," sambungnya.