Konglomerat Anthony Salim Cari Utang hingga Rp7,15 Triliun Bangun Data Center di Cibitung
JAKARTA - Salim Group yang dikendalikan konglomerat Anthony Salim dikabarkan tengah mencari pendanaan senilai 500 juta dolar AS atau setara dengan Rp7,15 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per dolar AS) untuk mendanai pembangunan pusat data (data center).
Dalam pemberitaan Bloomberg, dikutip Sabtu 18 September, konglomerasi yang menguasai Grup Indofood itu tengah dalam pembicaraan dengan perbankan untuk mendapatkan pinjaman. Hal tersebut diungkapkan sumber yang diwawancarai Bloomberg namun menolak untuk disebutkan namanya.
Rencananya dana tersebut akan diinvestasikan senilai 100 juta dolar AS atau setara Rp1,43 triliun per kawasan industri, menurut sumber lainnya. Saat ini diskusi tengah berlangsung namun tidak menjamin bahwa akan ada kesepakatan mengenai hal tersebut.
Salah satu yang paling mungkin adalah investasi di data center H2 yang saat ini sedang dibangun oleh PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang berlokasi di kawasan industri milik grup Salim. Sang taipan, Anthony Salim memiliki saham sebesar 11,12 persen di perusahaan teknologi yang didirikan oleh pengusaha Otto Toto Sugiri ini.
Baca juga:
- Punya 15 Pabrik dengan Produksi 5 Juta Potong per Hari, Sari Roti Milik Konglomerat Anthony Salim Raup Penjualan Rp1,55 Triliun
- Nippon Indosari, Produsen Sari Roti Milik Konglomerat Anthony Salim Raup Penjualan Rp787 Miliar di Kuartal I 2021
- Indoritel, Holding Entitas Indomaret, KFC, dan Sari Roti Milik Konglomerat Anthony Salim Mampu Raup Pendapatan Rp488,89 Miliar di 2020
- Produsen Sari Roti Milik Konglomerat Anthony Salim Bakal Buyback Saham, Siapkan Dana Rp480 Miliar
Toto Sugiri juga memiliki perusahaan data center lainnya yakni PT Indointernet Tbk (EDGE) yang sahamnya dilepas mayoritas ke Digital Edge Hong Kong.
Adapun Salim Group dikenal sebagai pemegang saham pengendali PT Indofood Sukses Makmur, salah satu pembuat mi instan terbesar di dunia, Indomie. Anthony Salim juga pengendali First Pacific Co yang terdaftar di Hong Kong, yang merupakan pemegang saham utama di PLDT Inc, sebuah perusahaan telekomunikasi dan penyedia layanan digital di Filipina.