Di Tengah Pandemi COVID-19, Penjualan Rumah di Banten Melonjak 116,3 Persen
JAKARTA - Banyak pihak yang memperkirakan pasar perumahan akan terus turun sampai akhir tahun, namun ternyata tidak terjadi. Meskipun pandemi COVID-19 masih terus membayangi kondisi pasar perumahan hingga saat ini, pasar perumahan wilayah Banten justru mengalami lonjakan cukup signifikan.
CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan, pasar perumahan wilayah Banten pada triwulan sebelumnya memang sempat drop sampai setengahnya. Namun saat ini kembali bangkit dengan kenaikan dua kali lipat.
"Hasil riset terbaru mengenai pasar perumahan Banten pada kuartal II 2020 yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch menunjukan nilai transaksi penjualan rumah di wilayah Banten mengalami kenaikan sebesar 116,3 persen dari Rp391,62 miliar menjadi Rp847,15 miliar, atau meningkat 2,16 kali lipat dibandingkan triwulan sebelumnya," katanya, dalam keterangan resmi yang diterima VOI, di Jakarta, Senin, 13 Juli.
Lebih lanjut, Ali menjelaskan, survei dilakukan terhadap 40 pengembang yang berada di wilayah Banten yaitu Cilegon, Serang, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang dengan melakukan investigasi lapangan langsung terkait nilai transaksi yang berhasil dibukukan pada kuartal II 2020.
Ali mengatakan, beberapa proyek mengalami lonjakan penjualan, namun ada pula yang tetap mengalami penurunan penjualan pada kuartal II-2020 ini. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperlihatkan bahwa proyek-proyek dengan brand yang sudah kuat dipasar relatif mengalami peningkatan penjualan dengan pertumbuhan yang bervariasi.
Menurut Ali, peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh kenaikan penjualan yang cukup tinggi yang terjadi di wilayah Tangerang dan sekitarnya yakni Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang sebesar 158,5 persen. Sedangkan, penjualan rumah di wilayah Serang naik tipis 3,2 persen. Sementara itu penjualan rumah di wilayah Cilegon masih mengalami penurunan sampai 43,0 persen.
Baca juga:
"Kenaikan tertinggi terjadi di segmen harga di atas Rp1 miliar sebesar 164,5 persen, diikuti oleh segmen harga di bawah Rp300 juta sebesar 153,9 persen, dan segmen harga antara Rp300 sampai Rp500 juta sebesar 119,6 persen," ucapnya.
Sementara itu, kata Ali, untuk unit terjual di segmen harga Rp500 juta sampai Rp1 miliar naik 41,8 persen lebih rendah dibandingkan segmen harga lainnya. Hasil ini membuat komposisi unit terjual di segmen kecil pada kuartal II 2020 naik dari 41,9 persen menjadi 49,1 persen dan komposisi segmen besar naik dari 8,3 persen menjadi 10,1 persen. Sedangkan segmen lainnya mengalami penurunan komposisi.
Besarnya Pergerakan di Segmen Menengah Bawah dan Atas
"Terjadi pergeseran pasar yang dapat jelas tergambar pada hasil riset tersebut. Fenomena ini menggambarkan ternyata pasar yang bergerak berada di segmen menengah bawah dan segmen atas. Sedangkan di segmen menengah relatif tidak terlalu besar pergerakannya," katanya.
Namun demikian, Ali meperkirakan, pada triwulan ketiga, pasar ini akan ikut tumbuh, menyusul rencana peluncuran produk baru oleh beberapa pengembang besar yang menyasar segmen ini. Selain end-user, pasar investor pun mulai bergerak lebih agresif saat ini. Gencarnya promo dan penawaran yang menarik dari beberapa pengembang mulai dapat menghangatkan pasar secara umum.
"Tren suku bunga yang terus menurun, diperkirakan meningkatkan minat masyarakat untuk melakukan pembelian rumah, bahkan pasar investor sekalipun banyak yang menggunakan KPR. Beberapa bank bahkan sangat agresif melakukan promo saat ini," jelasnya.
Ali berujar, tercatat sebesar 84,13 persen penjualan rumah memilih untuk menggunakan KPR. Sedangkan sebesar 14,44 persen dilakukan secara cash keras dan sebesar 1,43 persen memilih cash bertahap.
"Pergerakan pasar perumahan di Banten pada kuartal II 2020 secara umum cukup menggembirakan di tengah kondisi saat ini. Namun hal ini menjadi sesuatu yang challenging ke depan, agar pasar dapat tetap dijaga dan tetap waspada," katanya.