Penyaluran di 2021 Sudah 63 Persen dari Target, Pemerintah Terus Maksimalkan Peran KUR untuk Bantu UMKM di Masa Pandemi
JAKARTA - Sebagai respons atas dampak pandemi COVID-19, pemerintah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) berusaha untuk membangkitkan aktivitas usaha UMKM dengan akses pembiayaan yang mudah dan terjangkau. Upaya tersebut melalui pemberian tambahan subsidi bunga KUR sebesar 3 persen hingga 31 Desember 2021, kebijakan penundaan angsuran pokok KUR, dan relaksasi ketentuan KUR berupa perpanjangan jangka waktu serta penambahan limit plafon KUR yang diberikan kepada penerima KUR terdampak pandemi COVID-19.
Pemerintah terus memaksimalkan peran KUR untuk membantu UMKM bertahan di masa pandemi sekaligus meningkatkan produktivitas UMKM agar bisa naik kelas dan "go digital". Hingga 13 September 2021, KUR telah disalurkan sebesar Rp179,54 triliun kepada 4,77 juta debitur. Ini berarti penyaluran KUR telah mencapai 63 persen dari target tahun 2021 dengan Non Performing Loan tetap terjaga di 0,99 persen.
"Arahan Bapak Presiden, anggaran KUR ini ditingkatkan dan saat ini sudah ditingkatkan dari Rp253 triliun menjadi Rp285 triliun dengan bunga 3 persen," jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat mengikuti agenda penyaluran KUR dalam rangkaian kunjungan kerja di Kota Pekalongan, Kamis 16 September.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga secara simbolis menyerahkan KUR kepada 17 debitur KUR BRI, BNI, Bank Mandiri, BPD Jateng, BSI, dan Kospin Jasa dengan nilai Rp3,17 miliar. Debitur yang hadir diwakili oleh pelaku usaha batik, pertanian, perkebunan, peternakan, konveksi, kerajinan, pedagang sayur dan ayam. Menko Airlangga juga sempat berdiskusi secara langsung kepada 9 penerima manfaat KUR yang menampilkan produk usahanya dalam booth UMKM.
"Saya mengapresiasi peran perbankan yang telah menyalurkan KUR dengan sangat baik. Penyalurannya tinggi sekaligus penyaluran bantuan pendampingannya juga tinggi. Semoga ini bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi dan masyarakat bisa sejahtera," tutur Menko Airlangga.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir dalam kesempatan tersebut melaporkan perkembangan KUR di Provinsi Jawa Tengah sejak Januari 2021 sampai dengan 13 September 2021 yang telah mencapai Rp32,08 triliun dan diberikan kepada 930.478 debitur.
Proses penyaluran KUR di Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2021 sebesar 49,69 persen ada di sektor perdagangan, disusul sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 24,39 persen dan jasa-jasa sebesar 12,92 persen.
Khusus untuk Kota Pekalongan, penyaluran KUR sejak Januari 2021 hingga 13 September 2021 telah mencapai Rp192,95 miliar yang diberikan kepada 5.598 debitur. Secara persentase tersebar ke beberapa sektor yaitu sektor perdagangan sebesar 56 persen, sektor industri pengolahan 23,72 persen dan jasa-jasa sebesar 17,27 persen.
Menko Airlangga juga menyaksikan penyaluran bantuan pemberdayaan pesantren berupa bantuan untuk pembangunan dan renovasi program kemitraan EUREKA MART yang dikelola pesantren. Bantuan pemberdayaan tersebut disalurkan bagi 10 pesantren dengan masing-masing menerima 200 juta rupiah. Melalui bantuan ini, pesantren diharapkan bisa melahirkan para santri yang mandiri dan berjiwa usaha.
Bantuan berupa Kartu Santri dari PT Telkom juga diserahkan kepada perwakilan Pondok Pesantren dalam kesempatan itu. Selain untuk mendukung administrasi, monitoring, dan transaksi santri, adanya Kartu Santri ini juga berdampak kepada UMKM dengan adanya ekosistem ekonomi digital terintegrasi yang telah didesain di dalamnya.
Baca juga:
- Airlangga Bawa Kabar Gembira: Ekspor Moncer, Pemulihan Ekonomi RI Sejalan dengan Global
- Beri Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Menko Airlangga Lempar Pujian: Fasilitas Bagus
- Menko Airlangga: Presidensi G20 Bakal Dongkrak Konsumsi Domestik Indonesia hingga Rp1,7 Triliun
- Menko Airlangga Hartarto Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,5 Persen di Akhir 2021
Pemerintah terus berkomitmen untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional sekaligus mengembangkan ekonomi syariah dan UMKM di Indonesia karena Indonesia memiliki potensi yang besar dalam ekonomi syariah. Indonesia menduduki posisi ke-6 terbesar industri halal pada tahun 2020 dan menduduki urutan ke-7 total asset keuangan syariah terbesar di dunia dengan nilai 99 miliar dolar AS pada tahun 2019.
Penyalur dan Penjamin KUR juga memberikan bantuan pendampingan berupa Paket Instalasi Biogas Peternakan Rakyat, Paket Instalasi Oven Spesial Tea Perkebunan Teh Rakyat, dan Kartu Santri Program Pesantren Go Digital Telkom. Penyalur dan Penjamin KUR pada kesempatan itu juga memberikan bantuan paket sembako kepada tenaga kesehatan RS Zaky Djunaid.
"Pertumbuhan ekonomi dan COVID-19 seperti 2 siklus. Kalau kasus COVID-19 menurun maka ekonominya naik, begitu juga sebaliknya. Saat ini kasus COVID-19 sudah turun yaitu di bawah 100.000. Kita berharap di akhir tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 3,7 - 4,5 persen," pungkas Menko Airlangga yang pada kesempatan itu juga memberikan bantuan berupa 1 ton telur kepada santri yang diterima langsung oleh perwakilan santri.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Musdhalifah Machmud, Anggota DPR RI, Walikota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid, Ketua DPRD Kota Pekalongan M. Azmi Basyir, Bupati Batang Wihaji, Jajaran Forkopimda Kota Pekalongan, serta perwakilan penyalur KUR dari Bank BRI, BNI, Bank Mandiri, BPD Jateng, BSI, Kospin Jasa beserta penjamin KUR yaitu PT Jamkrindo, PT Askrindo, dan PT Jamkrida Jawa Tengah.