Startup Ini Berencana Bawa Hewan Purba Kembali dari Kepunahan
JAKARTA - Sebuah startup atau perusahaan rintisan yang bergerak dibidang pembuatan chip komputer, drone pengiriman, dan jejaring sosial, dijuluki Colossal, memiliki tujuan untuk membawa mamut (Mammoth) berbulu kembali dari kepunahan.
Mengutip Slashgear, Selasa, 14 September, Colossal mengatakan itu akan benar-benar terjadi pada tahun 2027 dengan menggunakan CRISPR, sebuah teknologi penyuntingan gen yang revolusioner.
Rencananya itu bukan untuk menciptakan kembali mammoth berbulu yang nyata, melainkan untuk membawa sifat genetik mereka yang beradaptasi dengan dingin seperti telinga kecil dan lebih banyak lemak tubuh ke gajah sebagai kerabat terdekat mereka.
Co-founder Colossal sekaligus Chief Executive Ben Lamm mengatakan hal ini bertujuan memanfaatkan teknologi CRISPR untuk mengembalikan mamut ke tundra Arctic, sebagai pengetahuan tentang bagaimana pendekatan semacam itu dapat membantu melestarikan spesies yang terancam punah.
Mamut diketahui telah lama absen dari Kutub Utara. Hidup selama era Pleistosen, dan kemudian punah di zaman Holosen, itu adalah yang terakhir dalam garis mamut, terakhir diyakini telah mati sekitar 4.000 tahun yang lalu.
“Selain membawa kembali spesies purba yang punah seperti mammoth berbulu. Kami akan dapat memanfaatkan teknologi kami untuk membantu melestarikan spesies yang terancam punah yang berada di ambang kepunahan dan memulihkan hewan. Di mana umat manusia memiliki andil dalam kematian mereka," Lamm.
Penyuntingan gen menjanjikan untuk membuat modifikasi genetik jauh lebih mudah dan terjangkau daripada pendekatan biotek lainnya. Sejak dikembangkan, teknik tersebut suatu hari nanti dapat menghilangkan kanker dan penyakit lain dari manusia. Itu artinya dapat digunakan untuk membuat obat baru dan membangun produk pertanian yang lebih tangguh serta produktif.
Pendekatannya pun bervariasi, menggunakan potongan urutan DNA dipecah, dan kemudian DNA alternatif diperkenalkan. Namun, potensi perubahan ireversibel pada genom dan pertanyaan moral tentang pengeditan embrio manusia, telah membayangi beberapa penelitian dan aplikasi potensialnya.
Meski demikian, Colossal juga akan fokus pada hewan daripada manusia. Saat ini, ada sekitar 15 juta dolar AS dalam pendanaan awal. Perusahaan akan melakukan modifikasi genetik gajah Asia, serupa genomnya dengan mamut berbulu untuk menciptakan hibrida gajah-mammoth baru yang direkayasa secara genetik untuk membantunya bertahan hidup di Kutub Utara.
Baca juga:
- Tepat 4 Oktober, Android 12 Bakal Resmi Meluncur
- Cara Menggunakan Kamera DSLR Sebagai Webcam, Alternatif Saat Lensa Laptop Kurang Mendukung
- Fitur Baru Google Workspace yang Wajib Anda Coba, Bikin WFH Makin Mudah dan Menyenangkan
- Cara Ekstrak File RAR di Google Drive Tanpa Download, Cek Dulu Isi File Tersebut
Tetapi hasil pengembangan ini nantinya bukan untuk dipamerkan, para pendiri Colossal berpendapat, ada alasan lingkungan yang sah mengapa Bumi bisa mendapat manfaat dari kembalinya mamut berbulu. Secara khusus, memulihkan spesies yang punah ke habitat aslinya dapat memicu kebangkitan di daerah tersebut.
“Memulihkan mamut berbulu memiliki potensi untuk merevitalisasi padang rumput Arktik, yang memiliki sifat memerangi perubahan iklim utama termasuk penyerapan karbon, penekanan metana, dan pantulan cahaya," ujar Lamm.
Terakhir, perusahaan juga mengungkapkan nantinya teknik yang sama dapat digunakan di masa depan untuk menstabilkan spesies terancam yang belum mengalami kepunahan.