Jokowi Optimis Indonesia Jadi Negara Maju di Tahun 2045

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimis Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045. Dengan menjadi negara maju, Jokowi yakin Indonesia dapat terlepas dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap).

Optimisme Jokowi ini, sejalan dengan capaian Indonesia yang berhasil naik kelas menjadi negara dengan penghasilan menengah ke atas (upper middle country) yang dinobatkan oleh Bank Dunia atau World Bank. Sebelumnya Indonesia berada di posisi lower middle income country atau negara dengan penghasilan rendah.

"Apakah kita mempunyai peluang untuk keluar dari midel income trap? saya jawab tegas kita punya potensi besar. Kita punya peluang besar untuk melewati model income trap. Kita punya peluang besar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi," tuturnya, dalam acara 'Forum Rektor Indonesia', Sabtu, 4 Juli.

Namun, menurut Jokowi, untuk menjadi negara maju ada syarat yang harus dilakukan Indonesia. Di antaranya adalah dukungan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

"Semua itu butuh prasyarat, kita butuh infrastruktur yang efesien. Ini sudah mulai kita bangun, kita butuh kerja cepat yang kompetitif dan berorientasi pada hasil ini yang terus kita upayakan dan kita butuh SDM yang unggul, produktif, inovatif, yang kompetiti," katanya.

Jokowi menilai, untuk mencapai semua syarat tersebut juga harus didukung dengan pendidikan. Maka, di sinilah posisi strategis pendidikan tinggi dalam proses menuju posisi negara dengan penghasilan tinggi.

"Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mencetak generasi muda yang produktif dan kompetitif. Kita berjuang untuk kemanusiaan dan kemajuan Indonesia," ucapnya.

Mantan Walikota Solo ini menyadari, bahwa meraih peringkat negara penghasilan tinggi bukan hal yang mudah. Bahkan, banyak negara dunia ketiga yang usianya sudah puluhan tahun hingga mendekati satu abad hanya terjebak sebagai negara berpenghasilan menengah.

"Satu abad Indonesia sudah dekat di 2045, tinggal 25 tahun lagi. Mari kita cetak sejarah, mari kita buktikan bahwa kita tidak akan terjebak pada middle income trap. Mari kita buktikan di 2045 nanti Indonesia mampu menjadi negara penghasilan tinggi yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," jelasnya.

Sekadar infomasi, syarat menjadi negara dengan penghasilan menengah ke atas menurut World Bank harus memiliki pendapatan nasional atau gross national income (GNI) sebesar 3.896 dolar Amerika Serikat (AS) hingga 12.055 dolar AS atau setara Rp55 juta - Rp171 juta per tahun.

Sedangkan, negara dengan penghasilan tinggi yakni yang pendapatannya lebih dari 12.055 dolar AS dan negara dengan pendapatan menegah ke bawah dengan pendapatan 996 dolar AS hingga 3.895 dolar AS atau setara Rp14 juta hingga Rp55 juta.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) di tahun 2019 pendapatan rata-rata masyarakat Indonesia per tahun mencapai 3.927 dolar AS atau setara Rp56 juta naik dari tahun sebelumnya 3.876 dolar AS atau setara Rp51,9 juta.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan tantangan perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun ke depan adalah melepaskan diri dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

Pasalnya, Indonesia membutuhkan waktu 23 tahun untuk bisa masuk dalam kategori negara berpendapatan menengah ke atas atau upper middle income country dari kategori negara berpendapatan menegah ke bawah atau lower middle income country.

Sri Mulyani berujar, hanya sedikit negara yang berhasil lolos dari jebakan middle income, yaitu Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Untuk itu, menurut dia, Indonesia harus memerhatikan beberapa masalah terkait dengan produktifitas, daya saing, dan sumber daya manusia (SDM).