Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan tak segan melakukan reshuffle atau perombakan terhadap menteri di kabinetnya yang bekerja biasa saja saat krisis akibat pandemi COVID-19. Ketika reshuffle dilakukan, mungkinkah Jokowi menggandeng partai di luar pemerintahan untuk masuk ke dalam kabinetnya?

Pengamat politik LIPI, Aisah Putri Budiarti menilai kemungkinan masuknya partai baru dari oposisi bukanlah hal yang baru. Sebab, Jokowi pernah melakukannya pada periode pertama, 2014-2019. 

"Menteri baru dari partai yang baru bergabung di tengah masa kabinet bekerja saat reshuffle bukan hal yang baru dilakukan oleh Presiden Jokowi, kalau kita ingat kasus PAN dan Golkar pada periode pertama," kata Putri ketika dihubungi VOI, Jumat, 3 Juli.

Tapi, dia menilai kemungkinan partai baru bergabung di kabinet tidak akan begitu besar seperti periode pertama. Alasannya, koalisi pendukung pemerintah di periode ini sudah gemuk.

Dari 9 partai yang ada di DPR RI, hanya tiga partai yang berada di luar koalisi pemerintahan, yaitu Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

Kalaupun ada partai baru yang masuk ke dalam koalisi, kata Putri, yang paling mungkin adalah Partai Demokrat yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono. Sebab, partai ini sudah melakukan pendekatan dengan koalisi pendukung pemerintah beberapa kali.

"Terindikasi dari pertemuan AHY dengan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Airlangga bertemu dengan SBY belum lama ini," ujarnya

"Namun tentunya kita tidak tahu apakah pertemuan-pertemuan itu berarti lebih dan berakhir pada bergabungnya Demokrat dalam koalisi pemerintahan," imbuhnya.

Sebelumya, pada akhir Juni, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta.

Pertemuan itu adalah pertemuan balasan karena sebelumnya eks Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dikunjungi oleh Airlangga di kediamannya.

Usai pertemuan tertutup itu, Airlangga mengatakan, kunjungannya adalah kunjungan silaturahmi untuk membahas sejumlah hal seperti fase kenormalan baru, kondisi kenegaraan, hingga berbagai hal yang berkaitan dengan sektor keuangan.

Sementara AHY mengaku, dirinya sudah melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor dan menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin di kediamannya usai gelaran kongres partainya.