China Ungkap Sindikat Penjualan 8 Ton Sisik Trenggiling Senilai 63 Juta Dolar AS

JAKARTA - Aparat kepolisian di Zhuhai, Provinsi Guangdong China Selatan, baru-baru ini mengungkap skema perdagangan hewan yang melibatkan delapan ton sisik trenggiling senilai 400 juta yuan, setara dengan 62 juta dolar Amerika Serikat (AS), seperti dilaporkan China Central Television.

"Jumlah trenggiling yang terbunuh diperkirakan 16.000, dengan mempertimbangkan timbangan satu trenggiling beratnya sekitar 0,5 kilogram," menurut He Weiyou, seorang petugas polisi dari Biro Keamanan Umum Zhuhai, mengutip Global Times 2 September.

Polisi pertama kali menemukan sarang tempat geng kriminal ini menyimpan sisik trenggiling selundupan, burung liar yang terancam punah dan hewan liar hidup lainnya pada Juli 2020, dengan menangkap 17 tersangka.

Setelah enam bulan penyelidikan, polisi akhirnya membongkar seluruh organisasi penyelundupan dan menangkap 16 tersangka lainnya.

Penyelidikan mengungkapkan, sebagian besar sisik trenggiling yang diselundupkan dikirim ke Bozhou, di Provinsi Anhui China Timur, kota yang telah lama menjadi tempat distribusi bahan obat tradisional China sejak zaman kuno.

Pada Juni 2020, China menaikkan peringkat trenggiling ke dalam kategori hewan liar yang dilindungi kelas satu. Di tahun yang sama, Farmakope China 2020 mengecualikan trenggiling, yang berarti mamalia itu secara resmi dihapus dari daftar bahan baku obat tradisional China.

Untuk diketahui, jumlah trenggiling di China telah menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir, berada di ambang kepunahan karena perubahan habitat dan perusakan buatan manusia, ditambah dengan perburuan yang serius.

Negeri Tirai Bambu diketahui telah memperkuat perlindungan trenggiling liar, menstandardisasi pekerjaan penyelamatan, dan meningkatkan habitat perkembangbiakan mereka untuk memperkuat perlindungan mereka. Negara ini juga mengintensifkan tindakan keras terhadap perburuan dan perdagangan trenggiling dan produk terkait.

Sejatinya, China melarang perburuan trenggiling liar pada 2007 dan menghentikan semua impor komersial trenggiling dan turunannya mulai Oktober 2018.

China juga telah meningkatkan kerja sama penegakan hukum internasional dalam perlindungan trenggiling dan telah meluncurkan tindakan keras berantai dengan Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan dan Interpol.