Akun Medsosnya Diserang Usai Pengakuan Pegawai Dilecehkan, KPI: Mohon Dukungannya, Kami Tidak Akan Tinggal Diam
JAKARTA - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat meminta masyarakat termasuk pengguna media sosial untuk mendukung mereka mengusut pelecehan seksual dan perundungan atau bullying yang dialami pegawainya, MS.
Hal ini disampaikannya untuk menanggapi ramainya serangan warganet atau netizen di akun media sosial KPI Pusat di Instagram maupun Twitter.
"Saya menyampaikan kepada seluruh netizen, netizen KPI maupun netizen semuanya mohon dukungannya. Kami tidak tinggal diam terhadap persoalan ini," kata Komisioner KPI Pusat Nuning Rodiyah kepada VOI saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis, 1 September.
KPI Pusat, sambungnya, berjanji terus memproses dugaan kekerasan seksual dan perundungan terhadap pegawainya. "Dan kami tidak akan segan, seperti saya sampaikan, tidak ada toleransi apapun bagi para pelaku tindak kekerasan seksual," tegas Nuning.
Selain itu, KPI Pusat meminta dukungan terhadap semua pihak agar proses pengusutan tindak pelecehan seksual dan bullying di internalnya bisa berjalan lancar. Sehingga, kasus semacam ini tidak terjadi lagi di lembaganya ataupun di tempat lain.
Baca juga:
Selain itu, dia berharap para korban pelecehan seksual maupun bullying diberikan keberanian untuk menyampaikan kebenaran.
"Lesson learn dari peristiwa ini, para korban yang ada di luar selain MS juga kemudian punya keberanian menyampaikan peristiwa perundungan yang terjadi pada dirinya. Sehingga ini tidak terjadi lagi pada mereka yang ada di sekitar kita," ungkap Nuning.
Diberitakan sebelumnya, MS menyebut dirinya menjadi korban pelecehan seksual dan bullying yang dilakukan tujuh rekan kerjanya yang lebih senior.
Salah satu pelecehan seksual yang dialaminya adalah pada 2015 lalu, ketika para pelaku beramai-ramai memegangi kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting, dan melakukan pelecehan.
"(Mereka, red) melecehkan saya dengan mencorat-coret buah zakar saya memakai spidol," ungkap MS dalam pesan berantai yang dia kirimkan karena merasa sebagai jalan terakhirnya.
"Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi. Kok bisa pelecehan jahat macam begini terjadi di KPI Pusat? Sindikat macam apa pelakunya? Bahkan mereka mendokumentasikan kelamin saya dan membuat saya tak berdaya melawan mereka setelah tragedi itu," imbuhnya.
Akibat pelecehan dan bullying yang diterimanya, mental MS berubah dan ia mengalami stres berat, terhina, dan trauma berat. Bahkan, ia mengaku, kerap berteriak sendiri saat tengah malam.