Qatar: Mengisolasi Taliban Selama Pemerintahan Mereka Dulu Menyebabkan Kondisi Saat Ini

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Qatar pada Hari Selasa memperingatkan, mengisolasi Taliban dapat menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut, mendesak negara-negara untuk terlibat dengan gerakan radikal keras untuk mengatasi masalah keamanan dan sosial ekonomi di Afghanistan.

Qatar, negara Teluk Arab yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS), menjadi rekan diskusi Taliban, setelah menjadi tuan rumah untuk kantor politik Taliban sejak tahun 2013.

"Jika kita mulai memberikan syarat dan menghentikan pertunangan ini, kita akan meninggalkan kekosongan, dan pertanyaannya adalah, siapa yang akan mengisi kekosongan ini?," ujar Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani di Doha, Qatar bersama rekannya Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, mengutip Reuters 1 September.

Belum ada negara yang mengakui Taliban sebagai Pemerintah Afghanistan setelah mereka merebut Kabul pada 15 Agustus. Sementara, banyak negara Barat telah mendesak kelompok Taliban untuk membentuk pemerintahan yang inklusif, sekaligus menghormati hak asasi manusia.

"Kami percaya, tanpa keterlibatan kami tidak dapat mencapai kemajuan nyata di bidang keamanan atau di bidang sosial ekonomi," tutur Sheikh Mohammed, menambahkan mengakui Taliban sebagai pemerintah bukanlah prioritas.

Sementara, Menteri Luar Negeri Jerman Maas mengatakan kepada wartawan, Berlin bersedia membantu Afghanistan, tetapi bantuan internasional datang dengan prasyarat tertentu.

"Tidak ada jalan lain untuk melakukan pembicaraan dengan Taliban," tutur Maas, menambahkan masyarakat internasional tidak dapat menanggung ketidakstabilan di Afghanistan.

Taliban, yang telah mengadakan pembicaraan dengan anggota Pemerintah Afghanistan sebelumnya dan masyarakat sipil lainnya, mengatakan mereka akan segera mengumumkan kabinet penuh. Sheikh Mohammed mengatakan, Taliban telah menunjukkan keterbukaan terhadap gagasan pemerintah yang inklusif.

Untuk diketahui, Taliban dikenal dengan aturan yang keras dari tahun 1996 hingga 2001 ketika mereka memaksakan interpretasi garis keras terhadap hukum Islam dan menindas perempuan, termasuk melarang mereka belajar dan bekerja.

Selain itu, Taliban telah berusaha untuk meredakan kekhawatiran dengan berkomitmen untuk menghormati hak-hak individu dan menegaskan bahwa perempuan akan dapat belajar dan bekerja di bawah kekuasaan mereka.

"Mengisolasi Taliban selama pemerintahan terakhir mereka 20 tahun lalu menyebabkan situasi saat ini," ujar Sheikh Mohammed.

Sejak Taliban merebut Kabul, telah terjadi 'keterlibatan luar biasa' dalam evakuasi dan kontraterorisme, yang memberikan hasil positif kata Sheikh Mohammed. Dia menambahkan, pembicaraan tentang Qatar yang memberikan bantuan untuk menjalankan bandara Kabul sedang berlangsung dan tidak ada keputusan yang dibuat.