Pertengahan September, DKI Bakal Tambah Sekolah Gelar Tatap Muka Jadi 1.500 Sekolah
JAKARTA - Kepala Sub Bagian Humas Dinas Pendidikan DKI Taga Radja Gah menyebut, pihaknya akan menambah jumlah sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) pada pertengahan september.
Per hari ini, sudah ada 610 sekolah di Ibu Kota yang mulai menggelar PTM. Taga menyebut, akan ada ratusan sekolah lagi yang mengikuti PTM terbatas pada beberapa pekan ke depan.
"Secara bertahap, kita akan menambah jumlah sekolah yang akan melaksanakan PTM terbatas, dimulai pertengahan September. Itu akan pendataan sehingga menjadi 1500 sekolah," kata Taga saat ditemui di kawasan Jakarta Timur, Senin, 30 Agustus.
Taga menuturkan, Pemprov DKI berencana menggelar PTM terbatas sampai bulan Desember 2021.
"Itu bagian dari upaya kita secara bertahap agar sekolah di DKI bisa melaksanakan PTM terbatas secara keseluruhan," ungkap dia.
Sampai siang ini, Taga mengaku belum mendapat hasil evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan PTM di 610 sekolah di Jakarta.
Berdasarkan pemantauan langsung di salah satu sekolah, yakni SDN Cakung Barat 15, Jakarta Timur, pelaksanaan PTM pada hari pertama pembukaan sekolah tersebut telah menaati aturan yang berlaku.
"Yang saya pantau di SD Cakung Barat 15, itu sudah sesuai dengan SOP. Jadi, setiap meja hanya 1 orang dan ada garis silang untuk tidak diduduki siswa, diperkirakan ada 1,5 meter jaraknya," tutur Taga.
Baca juga:
- Meningkatnya Angka Aduan Dugaan Pelanggaran Kode Etik Harus Jadi Peringatan untuk KPK
- Masih Pelajari Panggilan Komnas HAM, KPK Belum Pastikan Akan Hadiri Pemanggilan Besok
- Dugaan Pelanggaran Etik Lili Pintauli, Dewas KPK Sudah Masuk Tahap Pemeriksaan Saksi
- Lili Pintauli Dilaporkan Novel Baswedan dkk ke Dewas, KPK: Prosesnya Kami Serahkan Sepenuhnya
Lalu, terdapat pengecekan suhu dan pencatatan tiap siswa yang baru datang ke sekolah. Sekolah juga mengatur alur masuk dan keluar siswa di jalur yang berbeda.
Kemudian, para guru juga memastikan masing-masing siswanya membawa makanan dan minuman masing-masing. Sehingga, para siswa tidak berkerumun jajan di kantin.
"Jadi, apa yang saya amati ini benar-benar protokol kesehatan dijaga dengan ketat. Dari mulai anak masuk sekolah, cuci tangan lalu datang ke kelas kemudian di kelas ada jaga jarak. Sampai waktu pulang pun, dari sekolah keluar itu saya amati. Alhamdulillah teman-teman guru itu sangat bertanggung jawab terhadap protokol kesehatan," pungkasnya.