Bank Muamalat dan OJK Sepakat Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah Melalui Digital
JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sepakat membuat terobosan untuk meningkatkan literasi keuangan, utamanya syariah, dengan menggunakan pendekatan multimedia dan digital.
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana mengatakan langkah sinergi ini merupakan upaya dalam mengedukasi masyarakat sekaligus menumbuhkan ekonomi syariah di Indonesia.
“Kami yakin pendekatan digital dalam peningkatan literasi keuangan merupakan hal yang paling relevan dan efektif pada saat ini,” ujarnya dalam Seminar Nasional bertajuk Literasi Keuangan Syariah di Era Digital dan Launching Gerakan Literasi Syariah (Geulis), dikutip Senin, 30 Agustus.
Permana menambahkan, tanggung jawab dalam membangun pemahaman keuangan secara menyeluruh merupakan tugas bersama. Untuk itu, kolaborasi strategis dengan OJK adalah salah satu siasat dalam mencapai tujuan literasi di masyarakat.
“Meningkatkan literasi keuangan bukan hanya pekerjaan rumah dari regulator saja, tetapi harus melibatkan semua pihak yang menjadi pemangku kepentingan dalam industri ini,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Muamalat Institute Anton Hendrianto menyebut jika pihaknya mendorong peningkatan literasi melalui peningkatan minat baca. Kata dia, literasi keuangan syariah di Indonesia masih cukup rendah.
“Kami ingin menumbuhkan literasi dengan konten yang inovatif dalam membahas ekonomi dan keuangan syariah secara mudah dan juga dapat menambah khazanah bahan bacaan di Taman Baca Masyarakat (TBM) yang tersebar di Indonesia,” ucapnya.
Baca juga:
Menurut Anton, pengembangan TBM adalah wujud kolaborasi dengan Perpustakaan Nasional untuk meningkatkan pemahaman ekonomi dan keuangan khalayak.
“Insya Allah kami terus berkomitmen untuk mendukung literasi syariah dengan bersinergi dengan semua pihak dalam ekosistem syariah,” tegasnya.
Senada, Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK Horas Tarihoran mengatakan pihaknya mengapresiasi inisiatif yang diusung oleh Muamalat. Menurut dia, walaupun potensi syariah yang tinggi tapi indeks inklusi keuangan rendah dan literasi keuangan juga rendah.
“Kami berharap ke depan bukan hanya Bank Muamalat yang bisa melakukan hal positif ini, tetapi semua pihak bisa berpartisipasi. OJK menilai bahwa literasi sangat penting agar masyarakat paham, jadi kita edukasi dulu masyarakat, baru kita jualan produk,” tutup Horas.