Wali Kota Magelang Surati Presiden Jokowi Minta Bantuan Bereskan Polemik Lahan TNI
MAGELANG - Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyelesaikan polemik lahan kantor Wali Kota Magelang dengan TNI.
"Kami ingin polemik ini cepat selesai. Kami sudah ke Menko Polhukam, Mendagri, dan sekarang mengirim surat ke presiden mohon untuk penyelesaiannya, karena sudah terlalu lama," kata Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz dikutip Antara, Kamis, 26 Agustus
Kantor Wali Kota Magelang di Jalan Sarwo Edhie Wibowo Magelang dipasang lambang atau logo TNI oleh pihak Akademi TNI.
Nur Aziz mengatakan memang tanah Pemkot Magelang ini menjadi polemik sejak tahun 2012 dan sudah beberapa kali terjadi perundingan tetapi belum menemukan jalan keluar. Sebelumnya hampir tercapai jalan keluar dengan pengalihan hibah, namun belum selesai.
Nur Aziz menyampaikan negosiasi terakhir pada 18 Agustus 2021 difasilitasi oleh Deputi Menkum HAM dihadiri antara lain Danjen Akademi TNI dan dari Kementerian Keuangan.
"Di situ terjadi diskusi yang menarik dan sudah ada sedikit titik terang, karena kantor-kantor yang ada di pemkot ini tidak hanya dibangun TNI saja, ada beberapa kantor dibangun Pemkot Magelang dan hal itu ada dasarnya tahun 2001 sudah dicatatkan di aset," katanya.
Baca juga:
- Bareskrim Tangkap Ustaz Yahya Waloni Diduga karena Penistaan Agama
- Setuju Interpelasi Anies Baswedan, Ketua DPRD DKI: Formula E Jadi Beban Gubernur Berikutnya
- Update COVID-19 per 26 Agustus: Kasus Baru 16.899, Akumulasi 4.043.736 Kasus
- Perampok Bersenjata Api Gasak Toko Emas di Simpang Limun Medan, Polisi Temukan 3 Selongsong Peluru
Wali Kota Magelang mengatakan bukti tertulis memang ada di pihak Mabes TNI, tetapi tidak mungkin pemkot memakai kantor ini selama 36 tahun tanpa dasar.
"Pada prinsipnya kami akan menyelesaikan, mudah-mudahan dalam tahun pemerintahan kami bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik. Saya yakin kepemimpinan sebelum kami juga sudah berusaha dan mudah-mudahan era kepemimpinan kami ini bisa selesai," katanya.
Nur Aziz menyampaikan dengan pemasangan logo TNI tersebut pihaknya tidak merasa terganggu, hanya merasa lucu.
"Ini memang lagi polemik, aset TNI jelas karena sertifikatnya milik Kemenhan tetapi untuk menyelesaikannya harus melibatkan Pemerintah Pusat," katanya.