Penuhi Tuntutan Taliban: Norwegia Kirim 20 Pasukan Komando ke Afghanistan, Siagakan 50 Pasukan Khusus di Georgia
JAKARTA - Pemerintah Norwegia memutuskan untuk mengirim kembali pasukan khusus dan polisi ke Afghanistan, saat Taliban yang menguasai Kabul pada 15 Agustus lalu memerintahkan seluruh militer asing harus angkat kaki dari negara itu pada 31 Agustus mendatang.
Sempat tergabung dalam International Security Assistance Force (ISAF), misi militer NATO di Afghanistan pada tahun 2001-2014, Norwegia kembali mengirimkan pasukan khususnya untuk melakukan operasi dukungan terhadap proses evakuasi warga Norwegia dan warga sipil lainnya, sesuai dengan tuntutan Taliban yang harus kelar akhir bulan ini.
"Pasukan khusus memiliki kompetensi untuk berkontribusi dalam kondisi yang menuntut dan dalam waktu singkat," jelas Letnan Jenderal Yngve Odlo, kepala markas operasi departemen pertahanan Norwegia, seperti mengutip Sputnik dari NRK Kamis 26 Agustus.
"Ini adalah situasi seperti itu. Kami tidak ingin menjelaskan secara rinci apa tugas mereka, tetapi itu berkaitan dengan bantuan selama evakuasi," sambungnya.
Kendati demikian, dia mengkonfirmasi sekitar 20 tentara komando khusus telah dikirim ke Kabul, setelah Taliban menyatakan kemenangan atas Afghanistan lebih dari seminggu yang lalu, menyebut situasinya 'sangat menuntut'.
Selain pasukan komando, Jenderal Odlo juga menyebut 50 personil dari unit pasukan khusus Norwegia yang terkenal, Batalyon Telemark, juga dikirim ke Tbilisi, Georgia yang berfungsi sebagai stasiun transit untuk pesawat yang membawa pengungsi kembali ke Norwegia. Tanpa menutup kemungkinan untuk turut dikirim ke Afghanistan.
Jenderal Odlo mengatakan, tentara mendirikan pusat penerimaan transit untuk semua yang datang dari Afghanistan, baik warga negara Norwegia maupun asing, sebelum diterbangkan menuju Norwegia.
Menurut Odlo, pasukan khusus memiliki kontak dengan dan menyaring warga Afghanistan yang akan dikirim ke Norwegia. Karena jumlah pengungsi meningkat setelah minggu yang kacau, ketika banyak warga negara asing tidak dapat mengakses bandara Kabul, apalagi meninggalkan negara.
"Sejauh ini, 288 warga asing telah dibawa ke Norwegia, termasuk lebih dari 20 anak-anak tanpa pendamping," kata Pemerintah Norwegia pada konferensi pers awal pekan ini.
Baca juga:
- Intelijen Denmark Salah Menilai, Komandan Pasukan di Afghanistan Sudah Melaporkan Potensi Taliban Sejak Juni
- Tega, Mantan Pasukan Elite AS Ini Buka Jasa Evakuasi dari Afghanistan Bertarif Rp93 Jutaan
- Dijatuhi Hukuman Mati, Bos Yakuza Jepang Ancam Hakim: Anda akan Menyesali Ini Seumur Hidup
- Taliban Tunjuk Veteran Senior sebagai Menteri: Ada Teman Kecil Mullah Omar hingga Mantan Tahanan Guantanamo
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kembali menegaskan, siapa pun yang ingin meninggalkan Afghanistan akan dapat melakukannya hingga 31 Agustus.
"Kami tidak akan mengizinkan operasi evakuasi melewati 31 Agustus," tegasnya.
Mujahid juga menegaskan, jalan menuju bandara internasional Kabul telah ditutup dan hanya warga negara asing yang boleh lewat.
"Kami telah menutup jalan menuju bandara dan hanya membiarkan orang asing lewat," pungkas Mujahid.