Febri Diansyah Ceritakan Ada Pegawai KPK Malu Lembaganya Banyak Kontroversi

JAKARTA - Eks Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menceritakan ada seorang rekannya yang merasa malu jika ketahuan bekerja di komisi antirasuah.

Hal ini disampaikannya melalui akun Twitternya @febridiansyah dan cerita itu mendapat ribuan likes dan retweet.

Memulai ceritanya, Febri menyebut dia awalnya mengajak temannya yang masih bekerja di KPK itu untuk bertemu dan berdiskusi sambil minum kopi. Ajakan itu lantas diterima temannya tapi dia meminta Febri merahasiakan tempat kerjanya jika bertemu orang lain.

"Ia pesan: “kalau ktmu org lain, jangan bilang Aku dari KPK ya”. “Lho Kenapa?” tanyaku. “Malu”, ujarnya," ungkap Febri menirukan percakapannya dalam cuitannya yang dikutip pada Kamis, 12 Agustus.

Febri mengatakan, temannya yang merupakan pegawai KPK itu tak mau pekerjaannya diketahui orang lain bukan karena sifat pekerjaan yang rahasia atau tertutup.

"Ia dan bbrpa teman sgt risau dg kondisi KPK akhir2 ini yg semakin memunculkan sisi kontroversial," katanya.

Mendengar alasan temannya itu, Febri merasa terenyuh karena ada pegawai KPK yang ternyata malu dengan statusnya. Dia juga menyebut, temannya ini sudah beralih status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Tak hanya itu, dia juga menceritakan ada pegawai KPK lainnya merasa sangat bersalah karena tidak termasuk dalam 75 pegawai yang dinonaktifkan akibat tak lolos Asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

"Ada jg pegawai lain yg sedih dan merasa bersalah seperti 'meninggalkan' tmn2 75," ujar pegiat antikorupsi itu.

Mengakhiri ceritanya, Febri mengatakan menjadi pegawai KPK memang bukan sekadar bekerja untuk mendapatkan penghasilan saja tapi juga membangun harapan agar Indonesia lebih baik tanpa korupsi.

Sehingga, rasa malu yang ditunjukkan temannya itu adalah bentuk tanggung jawab terhadap KPK dan sikap antikorupsi di Indonesia.

"Rasa malu yg ia smpaikan menurut saya menunjukkan tanggungjawabnya thd KPK dan Antikorupsi," tegas Febri.

"Di zaman sekarang semakin sedikit yg punya dan merasa MALU… Banyak yg lebih pada TIDAK TAHU MALU. Merasa benar meskipun salah, pidato menggunakan slogan2 bersih padahal korupsi," pungkasnya.