'Pulangkan' 14 Gajah Liar Asia ke Habitatnya, China Kerahkan 25 Ribu Petugas dan 1.500 Kendaraan
JAKARTA - Empat belas gajah liar sedang menuju ke selatan menuju habitat mereka yang dilindungi di Provinsi Yunnan, China barat daya, mengikuti perjalanan sejauh 1.300 km (807 mil) yang menarik imajinasi publik, kata pejabat Provinsi Senin malam pekan ini.
Pejabat perlindungan satwa liar mengatakan pada konferensi pers, gajah dengan aman menyeberangi jembatan di atas Sungai Yuan, kembali ke selatan menuju cagar alam yang dikelola oleh Kota Puer.
Sebuah komite darurat dibentuk untuk menangani gajah liar, menggunakan pagar listrik dan umpan dan membuat jalan buatan untuk memastikan gajah mengambil rute yang benar.
Yang Yingyong, seorang anggota komite, mengatakan kepada wartawan, rute migrasi itu 'direncanakan secara ilmiah'.
"Panitia akan berusaha untuk memungkinkan gajah kembali ke habitatnya sesegera mungkin dan berkembang," katanya, mengutip Reuters 10 Agustus.
Guna mendukung pelaksaaannya, Yunnan mengerahkan lebih dari 25.000 polisi dan staf serta 1.500 kendaraan darurat untuk melacak dan memberi makan gajah, menjamin keselamatan publik, kata Wan Yong, kepala komisi kehutanan provinsi.
"Lebih dari 150.000 orang dievakuasi di sepanjang rute migrasi dan lebih dari 5 juta yuan atau sekitar 771 ribu dolar AS dana asuransi yang dicairkan untuk menutupi kerusakan properti," ungkapnya.
Untuk diketahui, kawanan yang saat itu terdiri dari 16 gajah meninggalkan rumah mereka di Xishuangbanna, 300 km lebih jauh ke selatan pada Maret tahun lalu dan akhirnya menetap di habitat yang dilindungi di Puer.
Pada Bulan April tahun ini, 15 gajah meninggalkan Puer dan menempuh jarak lebih dari 1.300 km melalui Kota Yuxi dan Honghe, sebelum mencapai pinggiran ibukota Provinsi Kunming pada bBlan Juni.
Upaya perlindungan negara telah memungkinkan populasi gajah liar Xishuangbanna berlipat ganda sejak 1978. Wan mengatakan larangan kegiatan berburu juga membuat gajah lebih bersedia memasuki komunitas manusia.
Meski demikian, para ahli mengatakan habitat alami telah menyusut dan menjadi terfragmentasi karena urbanisasi yang cepat, pembangunan infrastruktur transportasi baru dan perluasan pertanian komersial.
Baca juga:
- Siapa Alan Turing, Gay Pemecah Kode Enigma Nazi di Uang 50 Poundsterling Baru
- Akali Aturan Pandemi untuk Liburan di Eropa, Konglomerat Rusia Pilih Jet Pribadi
- Deretan Museum dan Galeri Ini Bisa Anda Kunjungi Usai Pandemi COVID-19
- Asa ESA Terbangkan Astronot Difabel dan Dua Stasiun Luar Angkasa di Bulan
Terpisah, Shen Qingzhong, seorang ahli dari Biro Pengelolaan Cagar Alam Nasional Xishuangbanna mengatakan, kemungkinan gajah akan kembali ke utara di masa depan.
"Migrasi dan penyebaran populasi gajah Asia tidak bisa dihindari," tukasnya dalam pengarahan.