Dukung Vaksinasi COVID-19, Layanan Pemesanan Makanan Online di Inggris Tawarkan Beragam Promo Menarik
JAKARTA - Menjadi salah satu negara terdepan dalam vaksinasi COVID-19, mengungguli negara-negara Eropa lainnya dengan 90 persen penduduk dewasa telah menerima satu dosis vaksin COVID-19, serta lebih dari 68 persen telah menerima dua dosis vaksin COVID-19.
Namun, data ini tidak membuat otoritas Inggris berpuas diri, dengan otoritas terus menggenjot program vaksinasi di tengah ancaman penyebaran infeksi virus corona varian Delta yang sangat menular.
Sejalan dengan hal tersebut sejumlah aplikasi ride-hailing dan pengiriman makanan bergabung dengan upaya nasional untuk meningkatkan tingkat vaksinasi di antara orang dewasa di bawah 30 tahun di Inggris.
Aplikasi layanan seperti Uber, Bolt, dan Deliveroo kompak menawarkan diskon kepada pelanggan, termasuk tumpangan gratis ke pusat vaksinasi dan potongan harga untuk pengiriman makanan.
"Kami bangga dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam kampanye penting ini untuk mendorong semua orang mendapatkan suntikan mereka," kata Jamie Heywood, Manajer Umum Regional Uber untuk Eropa Utara dan Timur, mengutip Euronews Senin 2 Agustus.
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid berterima kasih kepada bisnis yang terut mendukung kampanye vaksinasi COVID-19 Inggris. Ia pun mendesak orang-orang untuk memanfaatkan diskon hingga potongan pizza gratis.
Insentif-insentif sejenis diharapkan bisa semakin banyak beberapa waktu mendatang, seiring dengan upaya untuk meningkatkan jumlah warga yang divaksin. Insentif diharapkan termasuk
di restoran atau tiket lebih murah di bioskop, teater atau festival musik, serta kode diskon untuk orang-orang yang mengunjungi situs vaksin pop-up dan memesan melalui NHS.
Di antara orang dewasa yang lebih muda antara usia 18 dan 29 tahun, tingkat vaksinasi di Inggris baru mencapai sekitar 65 persen, dengan hampir 3 juta anak di bawah 30 tahun belum menerima dosis pertama mereka menurut statistik pemerintah.
Seperti banyak negara di Eropa, Inggris bergegas untuk menginokulasi sebanyak mungkin orang sebelum cuaca yang lebih dingin tiba. Bulan lalu, Inggris mencabut semua pembatasan COVID-19, terlepas dari penyebaran varian Delta yang sangat menular dan peringatan para ahli.
Dan mulai Senin, orang-orang yang telah divaksinasi penuh di Amerika Serikat atau Uni Eropa tidak lagi harus mengisolasi setibanya di Inggris dari negara-negara daftar kuning. Kendati, wisatawan masih perlu melakukan tes virus corona sebelum tiba, serta tes lain pada hari kedua mereka di Inggris.
"Aturan terpisah akan terus berlaku bagi mereka yang datang dari Prancis", sebut Departemen Transportasi.
Baca juga:
- Siapa Alan Turing, Gay Pemecah Kode Enigma Nazi di Uang 50 Poundsterling Baru
- Akali Aturan Pandemi untuk Liburan di Eropa, Konglomerat Rusia Pilih Jet Pribadi
- Deretan Museum dan Galeri Ini Bisa Anda Kunjungi Usai Pandemi COVID-19
- Asa ESA Terbangkan Astronot Difabel dan Dua Stasiun Luar Angkasa di Bulan
Terpisah, ahli epidemiologi Imperial College Neil Ferguson mengatakan, akhir yang efektif dari pandemi Inggris mungkin hanya beberapa bulan lagi, karena vaksin berhasil menekan risiko rawat inap dan kematian.
"Kami tidak sepenuhnya keluar dari masalah tetapi persamaannya telah berubah secara mendasar," terang Ferguson, yang pemodelan virusnya menyebut kemungkinan menyebar pada awal pandemi pada awal 2020 membuat khawatir pemerintah di seluruh dunia, kepada BBC.
"Saya yakin pada akhir September, atau memasuk Oktober kita akan melihat kemungkinan pandemi ini berakhir," sambungnya.