Menko Luhut Minta Penanganan COVID-19 Menggunakan 8 Persen Dana Desa
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah mengalokasikan 8 persen dana desa untuk digunakan menangani pandemi COVID-19, khususnya varian delta.
Luhut menjelaskan dana desa tersebut nantinya akan digunakan untuk membeli kebutuhan yang digunakan untuk melakukan deteksi dini penderita COVID-19. Menurut dia, langkah itu harus segera dilakukan agar dapat menekan angka kematian kepada masyarakat yang tengah melakukan isolasi mandiri.
Lebih lanjut, kata Luhut, langkah tersebut juga merupakan salah satu intervensi pemerintah untuk mengurangi risiko kematian pasien COVID-19.
"Terkait dengan angka kematian tinggi pemerintah melakukan intervensi misalnya kami bentuk task force untuk menjemput yang di rumah-rumah agar bisa isolasi terpusat," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 2 Agustus.
Tak hanya itu, kata Luhut, upaya lain yang juga dilakukan untuk menekan angka kematian yakni dengan memastikan pasokan obat dan oksigen mencukupi. Menurut dia, berdasarkan pemantauan yang dilakukan sebagian besar pasien COVID-19 yang meninggal disebabkan karena saturasi oksigen berada di bawah level 90.
Baca juga:
- Menko Luhut Sebut Kerugian Negara Akibat Banjir Rob Ditaksir Lebih dari Rp1.000 Triliun
- Kabar Baik dari Luhut: Kasus COVID-19 di DKI-Jateng-Jatim Mulai Turun
- Luhut Minta Masyarakat Kompak Hadapi COVID-19 Varian Delta: Tak Ada Satu Negara pun Berhasil Mengatasinya
- RS Penuh hingga Banyak Warga yang Belum Divaksin Disebut Luhut Jadi Faktor Meningkatnya Angka Kematian akibat COVID-19
Luhut juga meminta peran serta TNI-Polri dan pemerintah daerah untuk aktif memantau proses testing dan tracing. Dengan begitu, dia berharap penanganan pandemi COVID-19 akan dapat berjalan cepat.
"Pemerintah mendorong isolasi terpusat dan mendorong TNI, Polri dan Pemda untuk terlibat aktif melakukan tracking, testing dan tracing serta penjemputan masyarakat yang melakukan isolasi mandiri agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," katanya.
Lebih lanjut, Luhut menjelaskan kapasitas rumah sakit di wilayah Jawa dan Bali pun telah ditingkatkan. Sebanyak 49.000 tempat tidur siap digunakan untuk merawat pasien positif COVID-19 agar tidak melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Klaster keluarga dikurangi dan kita menghindari orang meninggal karena saturasi oksigen turun dan baru dibawa ke rumah sakit sehingga berpotensi kematian karena telat ditangani. Varian delta sangat cepat membuat penurunan saturasi oksigen," jelasnya.