Albertus Budi Sulistya Ungkap Tips Tangkal Hoaks dan Tanggulangi Sebaran COVID-19

JAKARTA - Hoaks atau berita bohong tentang COVID-19 amat berbahaya. Karena itu harus ada upaya untuk menanggulanginya agar persoalan COVID-19 ini bisa selesai. Demikian dikemukakan Kepala Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Letnan Jenderal TNI dr. Albertus Budi Sulistya, Sp.THT-KL., M.A.R.S.

Bertepatan dengan ultah ke-71 Kepala RSPAD Gatot Soebroto meluncurkan buku yang berjudul 'Catatan dan Pemikiran Prajurit Kesehatan Menghadapi Pandemi COVID-19'. Buku ini diharapkan bisa menjadi salah satu referensi dalam menanggulangi hoaks yang masih terus terjadi.

Buku ini berisi tentang informasi yang akurat tentang COVID-19. Soalnya selama ini di media dan di masyarakat masih banyak informasi yang tidak benar dan menyesatkan atau biasa dikatagorikan sebagai hoaks. Dia berharap buku yang ditulis tenaga kesehatan di lingkungan TNI dan langsung diedit dan disuvervisi oleh dirinya bisa menjadi panduan bagia semua pihak dalam penangangan COVID-19.

"Pandemi corona ini sudah berlangsung setahun lebih. Namun sampai saat ini kita semua masih kerepotan mengendalikan sebaran COVID-19. Sempat menurun tetapi belakangan ini naik kembali. Selama ini produksi hoaks itu masih terus terjadi. Kita semua harus waspada, hoaks amat berbahaya dalam menanggulangi sebaran COVID-19," katanya saat menerima tim VOI dalam sebuah wawancara dan pemotretan khusus pada Selasa 27 Juli di RSPAD Gatot Seobroto, Gambir, Jakarta Pusat.

Inilah buku Catatan dan Pemikiran Prajurit Kesehatan Menghadapi Pandemi COVID-19. (Dok VOI)

Untuk memerangi hoaks kata Budi Sulistya, diperlukan informasi ilmiah yang bersumber dari ilmu yang sudah teruji. "Saat ini ini kita membutuhkan informasi yang akurat berkaitan dengan COVID-19, bagaimana penanganannya dan bagaimana strategi menghadapinya. Di media banyak sekali hoaks. Dan hoaks itu sendiri yang menghambat penyelesaiaan pandemi. ingat hoaks yang menghambat penyelesaian pandemi," tandasnya.

Karena itu katenya untuk melawan hoaks itu diperlukan referensi yang akurat dan ilmiah. "Referensi yang ilmiah baik dari sains maupun dari teknis-teknnis strategis berkaitan dengan penanganan COVID-19," lanjutnya.

Intelijen Medik

Menurut Budi, setiap nakes yang berkarya dan mengabdi di jajajan TNI dan seluruh fasilitas kesehatan yang berada di bawah naungan TNI harus memahami benar apa itu intelijen medik.

"Dalam ketentaraan itu ada namanya intelijen medik. Intelijen medik ini menjadi bekal dan harus dipelajari oleh prajurit kesehatan. Dokter yang berkarya di lingkungan TNI dan Rumas Skita TNI harus memahami benar soal intelijen medik ini.

RS Lapangan di RSPAD Gatot Soebroto ikut membantu mengatasi kekurangan kamar untuk menampung pasien COVID-19. (Dok.VOI)

Masih dalam momentum ultah RSPAD Gatot Soebroto, ia berharap semua seluruh personel RSPAD makin meningkat loyalitasnya. Dan bisa membantu menuntaskan pandemi COVID-19 yang masih berlangsung dan ikut aktif menangkal hoaks. "Kita harus optimis pandemi COVID-19 ini bisa diakhiri. Caranya semua pihak dari para nakes, masyarakat dan juga media harus berperan aktif sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing," tandas Budi Sulistya.