Bukan Normal Baru, Hanya Ada Normal di Selandia Baru

JAKARTA - Selandia Baru mengumumkan kabar baik. Perdana Menteri Jacinda Ardern menyatakan negaranya siap menjalani kehidupan tanpa pembatasan jarak fisik ataupun protokol-protokol lain yang masih diterapkan banyak negara dunia. Selandia Baru siap menyambut hidup normal. Bukan normal baru atau istilah lain yang merujuk pada tatanan kehidupan tak biasa.

Selandia Baru percaya diri berhasil menghapus virus corona dari negeri itu. Maka, industri ritel, perhotelan, dan seluruh angkutan umum akan beroperasi seperti sedia kala. Capaian ini menjadikan Selandia Baru percontohan lain dari banyak negara yang mengedepankan tatanan baru dalam langkah pencegahan mereka.

Jika ada langkah pembatasan, Jacinda mengatakan, satu-satunya pembatasan yang mereka rencanakan adalah kontrol di wilayah perbatasan. "Kami yakin kami telah menghapuskan penularan virus di Selandia Baru untuk saat ini. Tetapi penghapusan tidak dilakukan dalam satu titik waktu. Itu adalah upaya berkelanjutan," kata Jacinta, ditulis Reuters, Senin, 8 Juni.

Kabar baik dari negeri Pasifik Selatan berpenduduk sekitar lima juta orang itu muncul ketika negara-negara dengan ekonomi besar, seperti Brasil, Inggris, India, hingga Amerika Serikat (AS) masih kewalahan menangani penyebaran virus. Menurut pendataan terbaru, Selandia Baru menyatakan tak ada satu pun kasus aktif.

Bukan tanpa alasan. Selandia Baru adalah salah satu negara yang paling ketat menerapkan pembatasan aktivitas manusia. Selandia Baru menutup berbagai bisnis dan memaksa semua orang --kecuali pekerja di sektor pelayanan dan operasional fasilitas publik-- tetap tinggal di dalam rumah. Buahnya, dalam 75 hari ke depan, Selandia Baru akan hidup dalam kondisi normal.

"Mulai hari ini, dalam 75 hari ke depan, kami siap," kata Jacinda dalam konferensi pers, Senin dinihari, 7 Juni.

Nol kasus

Sejak kasus perdana muncul pada akhir Februari lalu, ini adalah kali pertama Selandia Baru mencatatkan nol kasus aktif. Kementerian Kesehatan melaporkan total kasus di Selandia Baru adalah 1.154, dengan 22 kematian. Hal ini sesuai dengan janji Selandia Baru bahwa mereka tidak hanya akan melawan tapi juga menghilangkan virus corona dari kehidupan mereka.

Selandia Baru yakin transmisi virus corona akan berhenti untuk waktu yang lama sejak kasus terakhir ditemukan. Sementara, dalam masa transisi, Selandia Baru merancang skema deteksi dan isolasi yang segera untuk mengantisipasi temuan kasus ke depan. Maka, sekalipun ada kasus baru, Selandia Baru akan siap.

Warga Selandia baru menyambut kembalinya kehidupan normal baru mereka. Didominasi pecinta olahraga rugby, masyarakat Selandia Baru berharap dapat kembali ke stadion dan menyaksikan pertandingan pembukaan kompetisi domestik akhir pekan ini.

Kebahagiaan juga diungkap Jacinta. Ia mengatakan, melakukan "tarian kecil" ketika diberitahu tak ada kasus COVID-19 aktif di Selandia Baru. Tarian yang mengejutkan anak perempuannya yang berusia, Neve, kata Jacinda.

"Dia terkejut sedikit dan dia bergabung karena sama sekali tidak tahu mengapa aku menari di sekitar ruang tunggu. Namun, dia menikmatinya,” kata Jacinda.