Kiat Menghadapi Anak Keras Kepala Tanpa Emosi
JAKARTA - Menangani anak yang keras kepala kadang bikin orang tua emosi dan bingung. Anak sering melawan, menolak permintaan, mengabaikan aturan yang diberikan, dan susah diajak bicara. Memang tidak mudah untuk menghadapinya dan banyak juga yang berujung tidak sengaja jadi marah, membentak, atau bahkan menyerah. Sebenarnya bagaimana sih cara menghadapi anak yang keras kepala? Bisa coba tips berikut ini ya!
Mendengarkan kemauan anak
Anak yang keras kepala biasanya punya pendapat kuat untuk menolak sesuatu yang diminta orang tuanya. Coba ajak anak bicara dan cari tahu sebenarnya apa kemauannya. Banyak juga anak yang menjadikan keras kepala ini sebagai senjata saat keinginannya tidak terpenuhi. Sebagai orang tua, sebaiknya tahan diri untuk tidak marah-marah, tetapi mendekati anak dan dengarkan pendapatnya.
Jangan pernah memaksa anak
Tanpa disadari, orang tua seringkali memaksakan kehendak pada anak. Misalnya, anak harus tidur siang, harus belajar, harus mau tampil di depan banyak orang, harus ikut kursus ini-itu di luar sekolah, dan lain-lain. Sebelumnya, coba tanyakan pada diri sendiri: apakah Anda juga mau dipaksa untuk melakukan hal yang nggak disukai?
Belajarlah untuk memahami anak dan berempati. Memang boleh saja mendorong anak untuk hal-hal yang akan berguna untuk diri anak sendiri, tapi jangan sampai itu semua hanya obsesi orang tua semata ya!
Selalu memberikan pemahaman
Anak-anak yang keras kepala tidak akan mudah menuruti apa kata orang tuanya. Maka dari itu, cobalah berikan pemahaman dengan jelas dan mudah dimengerti. Setiap meminta sesuatu, berikan alasan kena ia harus melakukannya, apa dampaknya bila ia menolak, dan apa keuntungannya jika ia menurut. Dengan pemahaman yang jelas, anak pun akan lebih mengerti dan nggak berasa hanya disuruh-suruh orang tuanya.
Memberikan pilihan
Anak-anak biasanya punya pemikiran tersendiri dan tidak suka diberi tahu oleh orang lain. Memang menghadapi anak keras kepala ini lebih tricky, tapi dengan sedikit trik, anak bisa jadi lebih menurut. Salah satu caranya bisa memberikan pilihan pada anak. Misalnya, saat ingin diikutkan dalam kelas tambahan, biarkan anak memilih apa yang dia suka. Ketika anak yang lebih kecil tidak mau tidur siang, coba berikan ia pilihan untuk dibacakan dongeng apa hari itu.