Bagikan:

JAKARTA – Emosi marah yang meluap-luap tidak tepat jika dilakukan, terutama di depan anak. Apabila anak melakukan kesalahan, orang tua perlu mengarahkannya supaya mereka memperbaiki ke depannya. Tetapi bagaimana jika buah hati Anda menyulut emosi marah? Tenang, orang tua tetaplah manusia biasa yang perlu belajar mengontrol emosi.

Ketika Anda berkata keras pada anak-anak, alih-alih akan meredakan kecemasan Anda, justru membuat suasana semakin keruh. Dilansir Empowering Parents, Selasa, 25 Januari, jika Anda tidak bisa tenang dan terkendali maka Anda sedang menciptakan suasana yang coba Anda hindari. Cara agar emosi tetap terkendali, lakukan teknik di bawah ini supaya Anda tetap tenang saat menghadapi anak-anak.

1. Buat komitmen pada diri sendiri

Berkomitmen pada diri sendiri membuat Anda tidak mudah kelepasan dan marah. Ketika mulai memuncak, tariklah diri dan perhatikan apa yang membuat Anda marah. Pertama kali memang tidak mudah, tetapi jika sudah terbiasa melakukannya, Anda bisa mengontrol amarah dan mengekspresikan kemarahan dengan cara yang lebih tenang.

2. Menyadari batas-batas

Seperti sebuah kotak, setiap orang memiliki batas-batas kontrol. Maka, sadari batas-batas yang Anda miliki berlandaskan pikiran, perasaan, dan tanggung jawab. Tawar batas-batas tersebut, tetapi tetap diskusikan dengan anak untuk mengerti dan mengenali batas yang Anda punyai.

Setelah itu, tawar batas diri dan tetap dalam kendali kontrol jikapun emosi negatif akan meledak. Misalnya dengan mengalihkan perhatian Anda sejenak atau mengambil udara segar.

3. Gunakan self-talk positif

Bicara pada diri sendiri atau self-talk akan berpengaruh besar, menurut psikolog. Dengan self-talk positif, Anda dapat mengontrol suara di kepala sehingga menghasilkan ketenangan alih-alih kecemasan. Misalnya gunakan kata-kata “Berhenti”, “Bernapas”, “Pelan-pelan”, hingga “Apakah itu penting?”. Kata-kata pendek ini bisa membantu Anda tetap terkendali.

4. Ambil napas dalam-dalam

Napas merupakan aliran energi, termasuk emosi. Ketika merasa kemarahan mulai memuncak, tarik napas dalam-dalam. Luangkan waktu sejenak untuk memikirkan semuanya. Anda bisa menanggapi perilaku anak tetapi tidak bereaksi keras. Artinya, sebelum memberikan respons, cobalah pikirkan alih-alih spontan membentak.

5. Visualisasikan hubungan positif dengan anak Anda

Bayangkan hubungan idean Anda dengan anak Anda lima atau sepuluh tahun dari sekarang. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah cara saya menanggapi anak saya sekarang akan membantu saya memiliki hubungan yang saya inginkan? Apakah dengan respons marah yang seperti ini akan membantu saya dan anak saya mencapai tujuan?.”

Pertanyaan tersebut merupakan ruang reflektif. Dengan begitu Anda akan memperlakukan anak dengan hormat seperti Anda ingin dia memperlakukan Anda.