Misteri Bumi Capai Titik Terdingin hingga -89,2 Derajat Celcius dalam Sejarah Hari Ini, 21 Juli 1983

JAKARTA - Pada 21 Juli 1983, suhu di stasiun penelitian Vostok Rusia di Antartika turun menjadi -89,2 derajat Celsius, yang mana 54 derajat lebih dingin daripada rata-rata musim dingin di sana. Suhu tersebut adalah suhu terdingin yang pernah tercatat di Bumi.

Situs Vostok di Antartika dipilih oleh Uni Soviet untuk penelitian dengan tujuan mengebor jauh ke dalam es purba. Ilmuwan Prancis dan Amerika Serikat (AS) juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan inti di lokasi tersebut.

Sekitar 25 orang biasanya bermarkas di Vostok pada bulan-bulan musim panas, di mana periode tersebut memiliki suhu rata-rata -30 derajat Celsius dan digolongkan sebagai “musim panas." Sementara hanya ada 13 orang yang bermarkas saat musim dingin.

Orang-orang yang ada di stasiun tersebut tidak hanya melawan dingin yang ekstrem. Mereka juga menghadapi udara dengan kelembaban atau kandungan oksigen minimal, angin kencang, pemadaman listrik, dan sekitar empat bulan hanya mengalami malam hari.

Manusia yang terbungkus rapi diharapkan mampu bertahan dalam kondisi ekstrem. Jika ada yang tidak kuat, mereka mulai muntah, sakit kepala, dan tekanan darah tinggi.

Misteri udara dingin

Antartika (Sumber: Wikimedia Commons)

Bahkan menurut pengamatan seorang ahli fisiologi, mereka juga mengalami “takut tidur di malam hari karena takut berhenti bernapas.” Para ilmuwan dari British Antarctic Survey (BAS) dan Arctic and Antarctic Research Institute (AARI) di Rusia lalu memecahkan misteri mengapa saat itu suhu bisa begitu dingin.

Para ilmuwan menggunakan komputer yang dikembangkan untuk menyimulasikan evolusi masa depan iklim Antartika. Simulasi itu dikombinasikan dengan grafik cuaca dan citra satelit daerah tersebut.

Mengutip Live Science, para peneliti menemukan udara relatif hangat, yang biasanya mengalir di atas Samudra Selatan ke dataran tinggi Antartika, hampir berhenti selama periode ini. Aliran udara dingin yang mengelilingi Vostok mencegah pencampuran udara yang lebih hangat dari garis lintang yang lebih rendah.

Fenomena itu mengisolasi area stasiun dari aliran udara hangat dan menyebabkan kondisi pendinginan yang mendekati optimal. Faktor lain adalah tidak adanya tutupan awan yang memerangkap panas.

Antartika (Sumber: Commons Wikimedia)

Para ilmuwan menemukan partikel kecil es yang melayang di udara, yang dikenal sebagai debu berlian. Hal tersebut memungkinkan lebih banyak panas dari permukaan es benua itu hilang ke luar angkasa. Temuan ini menunjukkan betapa ekstremnya alam semesta.

"Membedakan antara variabilitas alam dan perubahan yang disebabkan manusia pada iklim atmosfer bumi adalah inti dari penelitian kami, dan kami ingin memahami mengapa sistem cuaca 'normal' ini menjadi sangat tidak seimbang," kata John Turner anggota dari BAS.

"Temuan kami menunjukkan bahwa ini adalah peristiwa alam, tetapi ini adalah pengingat penting tentang betapa ekstremnya peristiwa alam di Bumi dan kita harus selalu mempertimbangkan potensi anomali tersebut terjadi."

Suhu esktrem di Greenland

Greenland di musim panas (Sumber: Commons Wikimedia)

Suhu dingin yang ekstrem juga pernah terjadi di belahan barat bumi, yaitu di Greenland. Pada 9 Januari 1954, pengukuran suhu dilakukan oleh para peneliti yang melakukan ekspedisi Greenland. Hasilnya, saat itu suhu dingin mencapai -66,1 derajat Celsius.

Pemimpin ekspedisi, C. J. W. Simpson mengatakan Greenland adalah “baskom es raksasa.” Dalam catatan dua tahun yang ia dan timnya tangkap selama menghabiskan waktu di sana, Simpson menulis: Hampir semua penduduk asli menetap di pantai barat, di mana arus laut yang hangat menghilangkan dinginnya iklim.

"Pantai timur laut tempat kami bermarkas jauh lebih sulit diakses; terhalangi oleh deretan es yang lebarnya mungkin mencapai 160 km dan memaksa jalan melalui Greenland timur itu sulit dan berbahaya,” tambah catatan itu.

Sebelumnya tim pernah melakukan pengukuran suhu dengan bantuan Angkatan Udara Inggris. Tetapi mereka kembali melakukan pengukuran suhu pada musim panas 1954. Area tempat mereka melakukan pengukuran suhu hanya dihuni oleh beruang kutub.

Sementara Bumi belahan utara juga pernah mencatat suhu terdingin. Kota kecil Oymyakon di Rusia menjadi daerah terdingin yang dihuni secara permanen. Suhu terendahnya diukur pada 6 Februari 1933. Saat itu suhu di kota mencapai -67,7 derajat Celsius.

Mengutip catatan The World, suhu rata-rata harian di Oymyakon untuk Januari adalah sekitar -41 derajat Celsius. Tetapi pada Juli, termometer diketahui mengukur hingga -70 derajat Celsius. Hal tersebut juga menjadikannya sebagai kota paling skizofrenia di dunia. Hanya ada kurang dari 500 orang tinggal di sana.

*Baca Informasi lain soal SEJARAH DUNIA atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.

SEJARAH HARI INI Lainnya