PSBB Transisi, MRT Jakarta Beroperasi Normal Tapi Kapasitas Dibatasi
JAKARTA - Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mulai beroperasi secara normal pada hari ini. Pengoperasian ini sejalan dengan penetapan masa PSBB transisi di Jakarta sejak 5 Juni, hingga waktu yang belum ditentukan.
Sebelumnya, saat PSBB mulai diberlakukan di Jabodetabek, PT MRT Jakarta membatasi penggunaan MRT dengan menonaktifkan beberapa stasiun, mempepanjang waktu tunggu (headway) menjadi 30 menit, mengoperasikan pukul 06.00 hingga 18.00 WIB, dan mengurangi kapasitas penumpang hingga 50 persen.
"Saat ini MRT Jakarta kembali beroperasi normal dengan membuka seluruh 13 stasiun," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar dalam keterangan yang diterima VOI, Jumat 5 Juni.
Kini, kapasitas penumpang dalam satu gerbong kereta masih dibatasi sebanyak 50 persen, dengan jumlah 62-67 penumpang per kereta (gerbong) atau 390 orang per rangkaian kereta.
Kemudian, jam operasional kembali diberlakukan normal mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB dengan headway setiap 10 menit pada hari kerja. Serta, pengoperasian mulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB dengan headway setiap 20 menit pada akhir pekan.
Baca juga:
William meminta penumpang MRT untuk tetap menjalankan protokol pencegahan COVID-19. "MRT mewajibkan pemakaian masker bagi penumpang, dan selalu mengedukasi penumpang untuk selalu menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan," ucapnya.
Lebih lanjut, William juga meminta agar penumpang tidak mengobrol di dalam gerbong, termasuk melakukan percakapan melalui sambungan telepon. Seperti diketahui, COVID-19 umumnya dapat ditularkan melalui tetesan droplet yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Ada kampanye #JAKARTABANGKIT untuk mendorong penerapan budaya bersih, aman, nyaman, green, kolaborasi, inovasi, dan tata kelola yang baik. Konsep ini merupakan protokol kesehatan baru yang bakal diterapkan MRT.
"'Bersih maksudnya soal hygiene. Di transportasi publik misalnya kereta yang dibersihkan tiga kali sehari lalu menyiapkan penyanitasi tangan di setiap stasiun. Sementara, 'aman' maksudnya menyiapkan tes temperatur tubuh serta edukasi tanpa henti di stasiun dan kereta," tutur William.
Nyaman merupakan hal paling penting karena memastikan pembatasan sosial (social distancing). Pengguna jasa harus merasa mereka tidak akan terpapar virus COVID-19 bila menggunakan MRT Jakarta.
Sedangkan 'Green', bagaimana MRT akan kembali mengembalikan semangat menggunakan transportasi publik kembali. Meski mereka sadar kalau transportasi publik justru sedang dihindari para warga.