Diserang Harimau, Warga Pelalawan Terluka di Bagian Kaki dan Dirawat di Puskesmas Kampar
JAKARTA - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau Suharyono mengatakan, korban luka-luka di kakinya akibat serangan harimau Sumatera sudah dirawat inap di Puskesmas Kuala Kampar setelah berhasil selamat dari terkaman harimau yang terjadi pada Sabtu, 10 Juli 2021 pukul 16.00 WIB.
"Kami mengakui dapat kabar adanya seorang warga di Kabupaten Pelalawan. Call centre kami juga mendapat berita itu dan kiriman video serta foto-foto terkait hal tersebut,” kata Kepala BBKSDA Provinsi Riau Suharyono dalam keterangan tertulisnya diterima di Pekanbaru, dilansir Antara, Minggu, 11 Juli.
Ia mengatakan, serangan harimau Sumatera itu terjadi pada seorang warga Desa Serapung Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan.
“Untuk itu tim Resort setempat menuju ke desa atau lokasi korban untuk mendapatkan informasi yang tepat. Tentunya kami turut prihatin, kalau lagi-lagi harus ada korban konflik dengan harimau kami selalu berharap ke semua pihak untuk bersama-sama saling mengingatkan tentang perlunya pemahaman hidup berdampingan dg satwa yang dilindungi (co-eksistensi),” katanya.
Baca juga:
- Harimau Sumatra Masuk ke Perkampungan Warga di Siak, Mangsa Ayam
- Bawa 2 Kardus Isi Kulit dan Organ Tubuh Harimau, Pria di Bengkulu Ditangkap
- Komnas HAM Kirim Surat Panggilan Kedua untuk Pimpinan KPK Terkait Pengusutan Laporan TWK
- Tak Cuma Anggaran Habis, BNPB Juga Utang Rp140 Miliar untuk Biayai Isolasi COVID-19 Hotel DKI
Dia menambahkan, konflik antara harimau dan manusia yang terjadi di Riau, selalu berkaitan dengan hilangnya habitat satwa dilindungi itu. Selain itu, aktivitas masyarakat yang berpotensi mengancam keselamatan satwa, juga bisa menjadi penyebab harimau bisa melakukan serangan mematikan.
“Janganlah kita dengan sengaja menebang kayu di hutan-hutan primer yang merupakan ruang hidup harimau. Jangan pula kita biarkan saudara-saudara kita, tetangga-tetangga kita memasang jerat di hutan dan berburu babi yang juga merupakan penopang hidup harimau karena makanan pokok harimau itu juga babi," katanya.
"Saya berharap agar saudara - saudara di Desa Serapung untuk tetap tenang, dan tidak membuat anarkis terhadap harimau sumatera liar,” katanya.