Update COVID-19 per 31 Mei: Kenormalan Baru Harus Lewat Simulasi
JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) memaparkan perkembangan kasus per Minggu, 31 Mei pukul 12.00 WIB. Kata dia, terjadi penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 700 pasien hari ini. Total kasus positif menjadi 26.473 orang.
Kemudian, pasien meninggal bertambah 40 orang, sehingga menjadi 1.613 pasien. Ada penambahan sebanyak 293 pasien sembuh, sehingga total menjadi 7.308 pasien. Angka kesembuhan sebagian besar dialami kelompok usia 29 sampai 45 tahun.
"Pada kelompok usia inilah yang sebenarnya kita berharap bisa dapat menjadi sembuh akhirnya kemudian bisa menjadi produktif kembali, karena inilah angkatan kerja kita," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu, 31 Mei.
Provinsi dengan pertambahan kasus terbanyak hari ini adalah Jawa Timur dengan 295 kasus baru dengan total kasus 4.857 orang. Kemudian, DKI Jakarta mengalami kenaikan 118 kasus dengan total 7.348 orang.
"Kasus baru DKI tidak hanya berasal dari penduduk DKI, tetapi juga pekerja migran Indonesia yang baru kembali. Rata-rata, lebih dari 1.000 orang tiap hari yang masuk melalui Bandara Soekarno-Hatta, kita lakukan skrining. Apabila ditemukan kasus positif, maka mereka akan kita rawat di rumah sakit darurat Wisma Atlet," jelas Yuri.
Meski demikian, ada juga empat provinsi yang melaporkan tidak memilki kasus baru, yakni Aceh, Jambi, Kalimantan Utara, dan Riau. Ada juga provinsi yang melaporkan penambahan hanya 1 orang, di antaranya adalah Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung dan NTT.
Selanjutnya, jumlah spesimen yang diperiksa per hari ini mecapai 11.470 kali pemeriksaan, total spesimen yang sudah diperiksa sebanyak secara akumulatif sebanyak 323.376 kali. Rinciannya, 319.086 spesimen diperiksa menggunakan real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dan 4.290 spesimen diperiksa menggunakan tes cepat molekuler (TCM).
Kemudian, data pasien dalam pengawasan (PDP) yang saat ini masih diawasi mencapai 12.913 orang. Sedangkan, orang dalam pemantauan (ODP) yang saat ini masih dipantau mencapai 49.936.
Baca juga:
Penerapan new normal harus lewat simulasi
Yuri menjelaskan, saat ini ada 102 kabupaten/kota yang berada di zona hijau dan daerah tersebut berpotensi menjalani kenormalan baru di masa pagebluk COVID-19. Yuri menjelaskan, pengaplikasian new normal ini tidak bisa dilakukan secara serempak karena dinamika penularan kasus tiap daearah berbeda.
"Kita tidak menganggap bahwa kenormalan yang baru itu ibarat bendera start untuk sebuah lomba lari. Semuanya bergerak bersama-sama, tidak. Ini sangat tergantung pada kondisi epidemiologis masing-masing daerah dan ini menjadi keputusan kepala daerahnya," ucap dia.
Kemudian, ketika suatu daerah telah memenuhi syarat untuk mengaplikasikan kenormalan baru, daerah tersebut mesti melakukan simulasi. Penerapan simulasi kenormalan baru juga harus diiringi dengan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
"Bukan sesuatu yang mudah untuk secara sepihak dinyatakan bahwa kenormalan baru bisa langsung dilakukan. Tentunya harus ada sosialisasi, edukasi, dan simulasi bagaimana prosedur protokol kesehatan itu bisa dilaksanakan," jelas Yuri.
"Apabila kemudian simulasi ini sudah dilaksanakan, dipahami, dan diyakini bisa dilaksanakan, maka tentu akan dilaksanakan," tutup dia.