TNI-Polri Masih Kurang Awasi 'Jalur Tikus' Daerah Penyangga, Kapolda Fadil: Banyak Lubangnya, Masyarakat Juga
JAKARTA - Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyebut sudah mengerahkan aparat gabungan TNI-Polri untuk berjaga di jalan-jalan tikus yang menghubungkan Jakarta dengan daerah penyangga.
Dengan langkah ini maka hanya masyarakat terkualifikasi esensial dan kritikal yang boleh masuk ke Jakarta. "Sekarang sudah ada, Danramil, Kapolsek, Babinsa, Bhabinkamtibmas sudah," ucap Irjen Fadil Imran kepada wartawan, Selasa, 6 Juli.
Meski demikian, peran masyarakat tetap diharapkan untuk membantu kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berjalan baik. Masyarakat diminta untuk ikut mengawasi dan menutup jalan-jalan tikus.
"Cuma kan jalan tikus ini kan, namanya juga jalan tikus, kecil-kecil toh, banyak ini lobang tikus ini," kata Fadil.
"Nah kalau hanya mengandalkan aparatur TNI-Polri, saya kira tidak padahal COVID. Karena COVID ini musuh bersama," sambung dia.
Baca juga:
- Berkurang Tipis-tipis, Kapasitas Tempat Tidur RS COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran Hari Ini 75 Persen
- TKA Masuk RI Saat PPKM Darurat Diprotes, Luhut: Kalau Enggak Ngerti Masalah, Jangan Terlalu Cepat Ngomong
- Jalanan Mulai Sepi, Polda Metro Jaya dan Pemprov DKI Mulai Sidak Kantor-Kantor Bandel
- Kemacetan di Titik Penyekatan Kalimalang Turun 85 Pesen: Masyarakat Akhirnya Sadar
Terlebih, RT dan RW pun juga diminta untuk berperan besar. Fadil pun memberi anggapan jika meloloskan seseorang melewati titik penyekatan sama saja ikut terlibat menyebarkan COVID-19.
"Saya dengan sangat memohon kepada RT, RW tolong jaga kampungnya, jangan kasih lolos. Itu sama aja kita memberikan peluang penyakit ini menyebar. RT/RW-nya, warga masyarakat jangan kasih kampungnya dilewatin oleh orang-orang yang tetap nekat melakukan mobilitas tanpa ada keperluan, itu sama saja kita memberi ruang orang menjadi korban sampai dia masuk rumah sakit atau bisa fatal sampai meninggal dunia," tandas dia.
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Mulyo Aji menyebut banyak masyarakat yang tak mendukung kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Mereka membuka akses jalan tikus dari wilayah perbatasan menuju Jakarta.
"Beberapa kita lihat bahwa sebagian diantara rekan-rekan yang seharusnya membantu kami berusaha untuk mengurangi mobilitas, justru mereka membuka peluang. Seperti buka pintu jalan-jalan kecil," ucap Mayjem Mulyo Aji.