Bukan Meteor, Tapi Perubahan Iklim yang Picu Dinosaurus Punah

JAKARTA – Jumlah Dinosaurus di muka bumi kemungkinan telah menurun jutaan tahun sebelum serangan meteor. Kesimpulan ini diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Institut Sains Evolusi Universitas Montpellier. 

Dalam keterangannya yang disampaikan Selasa, 29 Juni penelitian itu menyebutkan jika awal kepunahan binatang purbakala itu lebih dikaitkan karena adanya perubahan iklim yang terjadi di muka Planet Bumi. 

Selama ini Meteor Chicxulub, yang menghantam semenanjung Yucatan di Meksiko sekitar 66 juta tahun yang lalu, diperkirakan telah menyebabkan peristiwa kepunahan Cretaceous-Paleogene. Ini yang akhirnya membunuh tiga perempat kehidupan di Bumi – termasuk dinosaurus.

Namun dalam penelitian baru menunjukkan bahwa sejumlah spesies kadal raksasa itu mungkin jumlah sudah jauh menurun hingga 10 juta tahun sebelum serangan meteor tersebut.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature memeriksa data dari 1.600 sisa-sisa dinosaurus yang ditemukan di seluruh planet ini. Kemudian memodelkan seberapa umum spesies dinosaurus karnivora dan herbivora tertentu di akhir masa Cretaceous. Tim menemukan bahwa penurunan spesies dimulai sekitar 76 juta tahun yang lalu.

Fabien Condamine, penulis sutdi utama dari Institut Sains Evolusi Universitas Montpellier, mengatakan timnya telah mengikuti penurunan enam keluarga dinosaurus, yang terdiri dari hampir 250 spesies berbeda.

"Kami memiliki puncak keanekaragaman sekitar 76 juta tahun yang lalu," katanya kepada AFP. "Lalu ada penurunan yang berlangsung 10 juta tahun - itu lebih dari durasi keseluruhan genus Homo."

Tim menemukan dua penjelasan yang mungkin untuk keanekaragaman dinosaurus yang jatuh dan diidentifikasi dalam catatan fosil serta pemodelan komputer mereka sendiri.

Pertama, laju penurunan spesies berhubungan dengan pendinginan yang kuat dari iklim global sekitar 75 juta tahun yang lalu. Ketika itu suhu turun hingga delapan derajat Celcius.

Condamine mengatakan bahwa dinosaurus beradaptasi dengan iklim mesotermal - terutama yang hangat dan lembab. Ini telah berlangsung selama puluhan juta tahun sepanjang waktu mereka di Bumi.

"Dengan pendinginan yang kuat, seperti hewan besar lainnya, mereka kemungkinan tidak dapat beradaptasi," katanya.

Penjelasan penurunan jumlah dinosaurus kedua, yang mungkin muncul sebagai sesuatu yang mengejutkan bagi tim.

Sementara herbivora dan karnivora diperkirakan akan terkena dampak pada waktu yang hampir bersamaan. Tim menemukan jeda dua juta tahun antara penurunan masing-masing.

"Jadi penurunan herbivora, yang merupakan mangsa dinosaurus terjadi dulu, karenanya akan membuat adanya penurunan binatang pemakan daging," kata Condamine.

Studi tersebut menyimpulkan bahwa tidak hanya iklim yang mendingin dan berkurangnya keragaman di antara herbivora menyebabkan penurunan dinosaurus yang lambat, tetapi juga membuat berbagai spesies tidak dapat pulih setelah serangan meteor.

"Faktor-faktor ini menghambat pemulihan mereka dari peristiwa bencana terakhir," kata Condamine.