Waketum MUI Sebut Tuhan Murka, Masjid Ditutup Saat PPKM Darurat, Ferdinand: RS Penuh, Kenapa Enggak Paham?
JAKARTA - Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean merespon pernyataan yang dikeluarkan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas.
Anwar Abbas mengkritik penerapan kebijakan tutup masjid selama PPKM Darurat berlangsung. Bagaimana mungkin perkantoran di Jakarta yang masuk zona merah bisa dihadiri 25 persen jumlah karyawan sementara tempat ibadah harus ditutup.
"Jadi kalau kantor tidak ditutup ya masjid juga jangan ditutup kalau kantor ditutup, ya akan menimbulkan masalah dan kalau masjid ditutup bangsa ini bisa dimarahi Tuhan," ucapnya dilansir tribunews, Kamis, 1 Juli.
Menurut Ferdinand, harusnya Anwar Abbas lebih memahami dasar dari kebijakan ini diberlakukan. Banyak tenaga kesehatan hingga rumah sakit yang kesulitan menampung banyaknya pasien COVID-19.
"Pak MUI, tiap hari korban berjatuhan meninggal, RS penuh, Nakes kelelahan. Mengapa engkau tak bs sedikit memahami bahwa agama itu bukan hanya soal rumah ibadah? Agama itu jg ttg meringankan beban org lain, melakukan ikhtiar demi kehidupan," sindir Ferdinand lewat akun Twitter-nya, @FerdinandHaean3, Kamis petang.
Ferdinand menambahkan, kondisi COVID di Indonesia tak bisa dianggap enteng, khususnya di wilayah Jawa, Jakarta dan Bali. Dia meminta segenap masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan.
Baca juga:
- Luhut Ancam Berhentikan Sementara Gubernur-Bupati-Wali Kota Tak Jalankan PPKM Darurat Jawa-Bali
- PPKM Darurat Jangan Sampai Jadi Kebijakan Mandul dan Tak Efektif
- Disentil Gubsu Edy karena Pakai Wartawan Bicarakan DBH, Bobby Nasution Membantah
- PPKM Darurat Jawa-Bali, Mendagri Tito: Lebih Baik Bersakit-sakit Tiga Minggu
"Sahabat, kondisi covid ini semakin menguatirkan terutama di Jakarta, Jawa dan Bali. Tiap hari berita duka hadir dari antara teman. Tolonglah kita disiplin semua, hindari kerumunan baik itu di mana sj termasuk rumah ibadah. Kita lakukan ikhtiar terbaik agar covid sgr terkendali," terang dia.
Kembali ke Anwar Abbas, setiap pengurus masjid di zona merah bisa menginisiasi kebijakan untuk menaati protokol kesehatan kepada jemaah yang datang. Misalnya, penggunaan masker berlapis, pembatasan dan mengurangi kapasitasn masjid menjadi 25 persen.
"Jadi bukan dengan menutup Masjid, sehingga dengan demikian Masjid tetap semarak begitu kalau menutup Masjid ya saya rasa murka Tuhan ya kena kepada kita," demikian.