52 Nakes Kotawaringin Timur Positif COVID-19, Dinkes: Alhamdulillah Gejala Ringan Semua

JAKARTA - Sebanyak 52 tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah positif COVID-19. Demikian berdasarkan data dinas kesehatan setempat.

"Itulah risiko pekerjaan. Untuk di RS Murjani ada 19 orang dan di Dinas Kesehatan sebanyak 33 orang. Alhamdulillah gejala ringan semua. Tidak ada yang dirawat. Mereka berisiko tertular karena bersentuhan langsung dengan pasien. Lengah sedikit saja bisa tertular," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi di Sampit, Selasa.

Umar mengatakan, pekan ketiga dan keempat Juni ini memang terjadi kenaikan kasus COVID-19. Berdasarkan data mingguan, terjadi kenaikan sekitar 35 persen.

Meski sebagian besar pasien menjalani isolasi mandiri, namun jumlah pasien bergejala yang dirawat di ruang isolasi rumah sakit juga meningkat. Bahkan saat ini BOR (Bed Occupancy Ratio) atau tingkat hunian tempat tidur sudah mencapai 60 persen.

Untuk mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19 yang harus dirawat, pihak RSUD dr Murjani menambah tempat tidur dari 96 bed menjadi 128 bed. Selain itu, Klinik Islamic Center (KIC) juga akan dibuka kembali untuk mengantisipasi terus bertambahnya penderita COVID-19 bergejala yang harus dirawat.

"Hari ini KIC mulai dibersihkan, minggu depan sudah bisa dioperasionalkan. Rumah Sakit Pratama Samuda dan Rumah Sakit Pratama Parenggean juga akan disiapkan. Ini sebagai antisipasi," kata Umar.

Penambahan tempat tidur di rumah sakit dan pembukaan Klinik Islamic Center membawa konsekuensi penambahan tenaga kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga tersebut, Dinas Kesehatan menyiasatinya dengan memperbantukan tenaga dari Puskesmas.

Kondisi saat ini diakui membuat tenaga kesehatan harus bekerja keras. Selain melayani penderita COVID-19 dan pasien lainnya, saat ini kegiatan juga terfokus untuk optimalisasi vaksinasi massal COVID-19 serta memantau penderita COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri.

Tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 harus menjalani isolasi mandiri. Kondisi ini otomatis membuat jumlah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan untuk sementara ini jadi berkurang.

"Alhamdulillah tenaga kesehatan sudah dua kali divaksin, alhamdulillah gejalanya ringan. Ini risiko pekerjaan. Kami hadapi. Kami tidak boleh kalah karena masyarakat harus diselamatkan dan pelayanan tidak boleh terganggu," ujar Umar.

Umar menilai, lonjakan kasus COVID-19 saat ini tidak terlepas dari meningkatnya kegiatan masyarakat. Sayangnya, sebagian warga mengabaikan protokol kesehatan sehingga penularan COVID-19 dengan mudah terjadi.

"Kami mengimbau masyarakat meningkatkan penerapan protokol kesehatan, menghindari kerumunan dan kegiatan tidak penting. Masyarakat diharapkan peduli dan turut membantu memutus mata rantai penyebaran COVID-19," demikian Umar.

Sementara itu, perkembangan hingga Selasa siang terdapat 33 kasus baru COVID-19, 12 orang sembuh dan satu orang meninggal dunia. Secara umum jumlah kasus COVID-19 di daerah ini sudah sebanyak 3.124 kasus, sembuh 2.750 kasus dan meninggal dunia 89 orang.