Kemenkes Sebut Varian Delta 6 Kali Lebih Cepat Menular, Cuma Butuh Waktu 10-15 Detik
JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengemukakan, varian Delta enam kali lebih cepat menular bila dibandingkan dengan varian Alfa.
"Kenaikan kasus kita sangat signifikan dibanding Desember 2020 dan Januari 2021. Penyebabnya mobilitas tinggi di Ramadan dan libur Idulfitri serta protokol kesehatan yang kendor," katanya dalam agenda webinar Ruang Tamu yang diselenggarakan Holopis secara virtual di Jakarta, Antara, Selasa, 29 Juni.
Menurut Siti Nadia, varian Delta lebih mempercepat laju penularan namun belum ditemukan bukti yang cukup kuat bahwa varian B1617.2 asal India itu memiliki kemampuan menyebabkan efikasi vaksin berkurang.
Baca juga:
- Ada Kasus Infeksi COVID-19 Varian Delta, Chili Tambah Anggaran Penanganan 2 Miliar Dolar
- India Catat 46.148 Kasus Infeksi Baru COVID-19, Varian Delta Jadi Perhatian
- Gokil, Tunggakan Tagihan COVID-19 909 Rumah Sakit Mencapai Rp2,56 Triliun
- BPOM Rekomendasikan Pemberian Vaksin COVID-19 Anak Usia 12-17 Tahun
Untuk itu pemerintah terus mengupayakan percepatan vaksinasi untuk mengurangi laju penularan. "Sebab di beberapa daerah kita juga menemukan varian ini," katanya.
Ketaatan masyarakat pada protokol kesehatan yang semakin berkurang, kata Siti Nadia, berpotensi memfasilitasi varian baru menyebar di masyarakat.
"Delta ini kecepatan menularnya enam kali dari varian Alfa. Temuan kasus harian kita saat ini menyentuh angka di atas 15 ribu orang beberapa belakangan ini," katanya.
Siti Nadia menambahkan sebuah jurnal di Australia melaporkan kecepatan penularan varian Delta jika dihitung berdasarkan waktu berkisar 10 sampai 15 detik.
"Sehingga orang yang berpapasan tanpa pakai masker sudah bisa membuat orang itu positif atau tertular," katanya.
Sementara varian yang lama membutuhkan waktu 10 sampai 20 menit untuk bisa membuat seseorang bisa terpapar. "Delta ini bisa 10 kali kali lipat kecepatan penularannya dari varian lama (Wuhan)," katanya.