Bagikan:

JAKARTA - Sudah setahun lebih sejak pandemi Covid-19 pertama kali menyebar di Indonesia. Ketika masyarakat sudah mulai terbiasa, serta vaksinasi yang berjalan lancar, muncul satu varian anyar. Disebut sebagai varian Delta, jenis ini pertama kali muncul di India pada bulan Desember lalu.

Tak butuh waktu lama bagi varian Delta untuk menyebar ke berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, kini virus corona varian Delta menjadi salah satu yang paling dominan.

Apalagi, sudah vaksinasi bukan berarti Anda akan terhindar dari varian ini. Memang, mengutip Science Alert, mereka yang sudah divaksin cenderung lebih aman terhadap infeksi varian delta ini.

Hanya saja, sebagai langkah preventif, prokes dan pengetahuan dasar mengenai Covid-19 varian Detla tetap diperlukan. Di bawah ini, tim VOI sudah rangkumkan dari berbagai sumber informasi seputar varian delta.

Delta Lebih Menular Ketimbang Varian Lain

Delta adalah sebutan dari varian B.1.617.2., mutasi SARS-CoV-2 yang muncul di India. Kasus Delta pertama diidentifikasi pada bulan Desember 2020. Mutasi ini menyebar dengan cepat, hingga menjadi salah satu varian yang paling dominan di India, Britania Raya, juga Indonesia.

Menurut data yang dikeluarkan Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI pada 6 Juli, terdapat 553 kasus infeksi virus corona varian baru di Indonesia. Jumlah itu adalah akumulasi dari enam varian anyar; yakni Alpha, Beta, Delta, Eta, Iota, dan Kappa.

Dari keenam varian, B.1.617.2. menjadi yang paling mendominasi dengan total angka sebanyak 436 kasus. Disusul varian Beta dengan jumlah 57 kasus, 51 kasus dari Alpha, 5 kasus varian Eta, serta 2 kasus Kappa, dan 1 kasus varian Iota.

Mereka yang Belum Divaksinasi Lebih Rentan

Mengutip temuan Central Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, orang yang belum menerima vaksin lebih rentan terkena infeksi varian Delta. Di Amerika Serikat, proporsi mereka yang sudah divaksin dan belum tidak seimbang.

Di beberapa negara bagian yang belum semua warganya mendapatkan vaksin –seperti Alabama, Arkansas, Georgia, Mississippi, Missouri, dan Virginia Barat, angka kasus infeksi varian Delta meningkat cepat. Ketimbang dengan negara yang sudah menghapus pembatasan karena hampir seluruh warganya sudah mendapatkan vaksin. Yang mengejutkan, baik anak-anak maupun pemuda juga rentan terinfeksi varian ini.

“Penelitian terbaru dari Britania Raya menunjukkan bahwa anak-anak dan orang dewasa usia di bawah 50 tahun berpotensi 2,5 kali lebih besar terinfeksi varian Delta,” ujar spesialis penyakit menular anak dari Yale Medicine, Inci Yildirim via Science Alert, Rabu, 7 Juli.

Gejala Varian Delta

Sebagai mutasi dari virus corona, gejala infeksi varian Delta tentu saja tidak jauh berbeda. Mengutip penjelasan Profesor Epidemiologi Genetika dari King’s College London, Tim Spector, gejala yang muncul dari infeksi varian ini mirip seperti flu yang parah.

Selain itu, lanjut Tim, ada pula beberapa gejala lain yang paling banyak diderita penderita infeksi Covid-19 varian Delta, antara lain:

  1. Sakit kepala
  2. Pilek
  3. Sakit Tenggorokan
  4. Demam