JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengingatkan kepada seluruh pihak untuk tetap waspada meskipun varian Delta Plus AY.4.2 belum ditemukan di Indonesia karena tetap berpotensi menimbulkan penularan.
"Sampai saat ini varian Delta Plus AY.4.2 belum ditemukan di Indonesia, tapi yang pasti kita bukan kemudian tenang, kita tetap harus waspada karena ternyata varian ini turunan dari varian Delta," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi di Jakarta, dilansir Antara, Selasa, 16 November
Nadia menjelaskan bahwa varian virus corona Delta Plus AY.4.2 merupakan turunan dari varian Delta. Saat ini ini sudah ada sampai 60 turunan varian Delta dan di Indonesia sudah ada 22 turunannya.
Dia menerangkan varian Delta yang banyak beredar di Indonesia mirip dengan ada yang di Singapura yaitu varian Delta AY.2.3.
"Varian Delta ini adalah virus yang variannya kemarin menyerang di bulan Juli, itu lebih cepat menular, meningkatkan tingkat kematian, tingkat keparahan. Tentunya ini tetap jadi kewaspadaan kita bahwa saat ini dominasi varian Delta maupun turunan merupakan varian yang paling banyak kita temukan, artinya potensi terjadinya lonjakan kasus memungkinkan," kata Nadia.
BACA JUGA:
Mengenai efikasi vaksin terhadap varian baru, kata Nadia, vaksin yang ada dan digunakan di Indonesia masih cukup untuk memberikan proteksi atau kekebalan terhadap virus corona varian baru meskipun ada beberapa penelitian mengatakan kemungkinan terjadinya penurunan kekebalan selama beberapa periode waktu.
Nadia menegaskan orang yang sudah divaksin memiliki kemungkinan lebih kecil terinfeksi virus corona varian baru ketimbang orang yang belum divaksin. Oleh karena itu dirinya mengingatkan agar masyarakat melakukan vaksinasi sebagai perlindungan.
Saat ini sebanyak 131,2 juta orang telah menerima vaksinasi COVID-19 dosis pertama, 85,3 juta orang telah melengkapi dosis vaksinasinya, dan 1,1 juta orang telah mendapatkan vaksinasi booster dosis ketiga.