Menkes Sebut Varian Delta Sudah Punya ‘Anak-cucu’, Tapi AY.4.2 Belum Ada di Indonesia
ILUSTRASI/ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut varian COVID-19 jenis Delta sudah bermutasi hingga turunannya. Ia mengistilahkan varian ini sudah memiliki anak dan cucu.

"Varian Delta itu kan kodenya B.1617.2 itu sudah punya anak. Anaknya itu depannya pakai (nama) AY, ada AY.4 ada AY.2.3, dan AY.2.4. Malah, sudah keluar juga cucunya, AY.4.2," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin, 15 November.

Budi menuturkan, mutasi AY.4.2 atau yang disebut dengan Delta Plus adalah cucu dari Varian Delta awal. Varian ini adalah anak dari varian AY.4. Namun, ia menegaskan AY.4.2 belum ditemukan di Indonesia.

Sementara, penyebaran varian Delta yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah AY.2.3 dan AY.2.4.

"Di Indonesia sendiri, AY.4 sudah ada, AY 2.3 sudah ada, AY.2.4 sudah ada, AY4.2 belum ada. Semua varian Delta, baik orang tuanya, anaknya, atau cucunya, itu memiliki mutasi genetik yang mirip," jelas Budi.

Namun Menkes Budi memandang Indonesia saat ini sudah terbentuk kekebalan imunitas yang cukup, berdasarkan capaian vaksinasi COVID-19.

"Kalau misalnya ada (varian Delta) masuk anaknya atau cucunya, insyaallah kekebalan yang sudah terbentuk di masyarakat, kita masih cukup untuk bisa menanggulangi penyebaran ini," ucap Budi.

Sebelumnya, Juru bicara dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebut saat ini tercatat 22 turunan atau variasi dari varian COVID-19 jenis Delta.

Sehingga, jika ditambah dengan varian Delta itu sendiri, sudah ada 23 jenis. Sementara, di seluruh dunia tercatat sudah ada sekitar 75 turunan dari varian Delta.

"Kita sudah menemukan turunan dari varian Delta di Indonesia ini sebanyak 22 jenis. Secara total, jika digabungkan dengan B1617 (varian Delta), sudah ada 23," ujar Nadia pada Kamis, 4 November.

Kata Nadia, provinsi yang melaporkan temuan kasus COVID-19 varian Delta paling banyak berada di kawasan padat, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

"Paling tinggi itu di DKI Jakarta dengan 1.300 sudah terdeteksi varian Delta. Kalau di Jawa Tengah ada sekitar 300-an. Di Jawa Barat ada 700-an varian Delta yang sudah dilaporkan," ungkap Nadia.