Telak! Presiden Iran Enggan Temui Presiden Joe Biden, Gedung Putih: Tidak Ada Agenda Ketemu
JAKARTA - Gedung Putih menegaskan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat ini tidak memiliki agenda bertemu dengan presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi.
Pernyataan ini keluar setelah Raisi dalam konferensi pers Senin 21 Juni kemarin siap melakukan pembicaraan terkait Kesepakatan Nuklir 2015, namun mengenyampingkan pertemuan pribadi dengan Presiden Biden.
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, ada perubahan sedikit di Teheran, di mana pembuatan keputusan utama saat ini berada di tangan Pemimpin Tertinggi Ayatolllah Ali Khamenei.
"Kami saat ini tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran atau rencana untuk bertemu di tingkat pemimpin," tegas Psaki seperti mengutup Reuters Selasa 22 Juni.
"Pandangan kami adalah, pengambil keputusan di sini adalah Pemimpin Tertinggi Iran (Ayatolllah Ali Khamenei)," sambung Psaki.
Psaki mengatakan, para perunding telah menyelesaikan putaran keenam pembicaraan tentang bagaimana Iran dan Amerika Serikat dapat kembali mematuhi pakta nuklir 2015. Sebuah kesepakatan yang dapat mencabut sanksi Barat terhadap Iran.
Gedung Putih, katanya, akan berharap untuk melihat ke mana arahnya, tetapi mereka tidak dapat memprediksi kapan atau apakah kesepakatan akan tercapai.
Lebih jauh Psaki mengatakan, Gedung Putih akan menjaga hak asasi manusia di atas meja setelah negosiasi mengenai kesepakatan nuklir. Psaki menolak untuk memprediksi kapan atau apakah kesepakatan akan tercapai, menambahkan bahwa para pejabat menantikan untuk melihat ke mana arahnya.
Baca juga:
- Pemimpin Rezim Militer Myanmar Kunjungi Rusia: Tidak Ditemui Putin, Bakal Belanja Senjata?
- Keras! Presiden Baru Iran Tolak Rundingkan Rudal, Enggan Ketemu Presiden Biden
- Kim Jong-un Siap Diskusi dan Konfrontasi, Gedung Putih: Sinyal Menarik
- Beri Ucapan Selamat ke Ebrahim Raisi, Hamas: Iran Pendukung Sejati Perjuangan Palestina
Terpisah, Departemen Luar Negeri AS mengatakan mereka menganggap proses terpilihnya Ebrahim Raisi sebagai 'cukup dibuat-buat' dan mengharapkan pembicaraan nuklir Wina dilanjutkan dalam beberapa hari mendatang.