Pameran Seni di China Ditutup Karena Dinilai Lecehkan Perempuan
JAKARTA - Pameran seni di jantung Kota Shanghai, China, ditutup setelah foto 5.000 mahasiswi yang diranking berdasarkan penampilan menuai kritik tajam dari masyarakat karena dianggap melecehkan kaum perempuan.
Manajemen OCAT Shanghai yang menjadi tempat penyelenggaraan pameran bertajuk "Uglier and Uglier" itu mengumumkan penutupan tersebut.
"Kami mendapati konsep pameran ini tidak menghormati dan menyinggung kaum perempuan. Kami mohon maaf kepada para pengunjung yang merasa tidak nyaman dengan pameran ini," demikian pernyataan OCAT Shanghai di akun resmi Weibo.
Pada bagian depan ruang pameran terpampang pelang bertuliskan karakter Hanzi yang artinya tutup karena ada perbaikan peralatan.
"Tidak ada kejelasan, kapan pameran ini dibuka kembali untuk publik," kata seorang staf OCAT Shanghai dikutip media China dari Antara, Minggu, 20 Juni.
"Uglier and Uglier" hasil kreasi Song Ta, seorang seniman dan kurator asal Provinsi Guangdong, pada 2013.
Baca juga:
Dalam sebuah wawancara dengan akun media sosial BIE yang berbasis di Beijing pada 2019, Song mengatakan bahwa dia dan asistennya diam-diam mengambil foto sekitar 5.000 mahasiswi di sebuah kampus lalu mereka membuat peringkat ribuan foto itu berdasarkan penampilan sebagai sebuah karya seni.
Foto-foto tersebut ditampilkan dalam video berdurasi delapan jam "dalam urutan penampilan", yaitu dari yang paling indah hingga paling jelek menurut sistem penilaian Song sendiri.
"(Perempuan) yang berada di peringkat bawah sangat menakutkan sehingga (mereka bisa membuat pengunjung) tidak nyaman," kata Song pada saat itu.
Banyak pengguna Weibo mengkritik karya seni pria tersebut karena menjadikan wanita sebagai objek pelecehan.
"Song sangat kasar karena secara terbuka mengomentari wanita muda ini dari kepala hingga kaki dengan cara yang sangat merendahkan," tulis seorang pengguna Weibo.