Anies Raih Juara Satu Penghargaan Lingkungan Hidup dari Kementerian LHK, Ganjar di Urutan Ketiga
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meraih peringkat satu dalam penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra Tahun 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Peringkat kedua diraih oleh Gubernur dan Wagub DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X. Sementara, peringkat ketiga diraih Gubernur Jawa Tengah dan Wagub Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Taj Yasin.
Penghargaan Nirwasita Tantra diberikan kepada kepala daerah atas kepemimpinan dan pemahamannya terhadap isu lingkungan, respons terhadap kebijakan dan aksinya menjawab persoalan lingkungan hidup, serta inovasinya dan kepemimpinannya dalam merespon persoalan lingkungan hidup.
Dalam akun Instagramnya, Anies mengaku Pemprov DKI telah melakukan berbagai upaya terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, sehingga pada tahun 2020 dinilai memiliki kinerja yang cukup baik.
"Penghargaan ini tentunya memberikan semangat bagi kami untuk terus meningkatkan kinerja dan berinovasi dalam melakukan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait," kata Anies dikutip dari akun aniesbaswedan, Selasa, 15 Juni.
Baca juga:
- Kasus COVID-19 DKI Melonjak, Jokowi Perintahkan Anies Hingga Kapolda Sering Turun ke Lapangan
- 22 dari 34 Provinsi Alami Kenaikan Kasus COVID-19 Minggu Ini, Paling Banyak di Wilayah Jawa
- Kelompok Teroris Riau Berperan Sembunyikan Buronan dari Densus 88
- Prabowo Subianto Selalu Menang di Survei, Tapi Pemilih Milenial Unggulkan Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil
Anies mengucapkan apresiasi terhadap seluruh jajaran Pemprov DKI, pemerintah pusat, BUMN, BUMD, hingga seluruh pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Jakarta.
Dia melanjutkan, prinsip pembangunan yang lestari menjadi kunci perbaikan kualitas lingkungan di Jakarta. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi untuk mempromosikan Jakarta sebagai kota lestari yang inklusif.
"Ketersediaan data dan informasi lingkungan yang terbuka bagi seluruh pihak diperlukan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," jelasnya.